kievskiy.org

Sumber Mulai Menipis, Beberapa Daerah Minta Bantuan Air Bersih

ANGGOTA Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar menyalurkan bantuan air bersih kepada warga Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, beberapa waktu lalu. Menghadapi musim kemarau, BPBD melakukan pendataan daerah yang mulai membutuhkan bantuan air bersih.*/NURHANDOKO WIYOSO/PR
ANGGOTA Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar menyalurkan bantuan air bersih kepada warga Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, beberapa waktu lalu. Menghadapi musim kemarau, BPBD melakukan pendataan daerah yang mulai membutuhkan bantuan air bersih.*/NURHANDOKO WIYOSO/PR

BANJAR,(PR).- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar mulai melakukan pendataan wlayah yang mengalami kesulitan air bersih. Beberapa daerah sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih, akibat sumber air yang mulai menipis.

“Sampai saat ini sudah ada yang mengajukan permintaan bantuan air bersih. Daerah lain jugasudah mulai membutuhkan bantuan, akan tetapi belum mengajukan permohonan. Bersamaan dengan itu, saat ini kami juga tengah melakukan pendataan wilayah yang sekiranya membutuhkan air bersih,” tutur Kepala BPBD Kota Banjar Yayan Herdiaman, Rabu 19 Juni 2019.

Berdasar pemintaan dari wilayah Situbatu, lanjutnya, sudah mulai melakukan distribusi bantuan air bersih. Kemarau yang sudah berlangsung beberapa bulan, mengakibatkan sumber air bersih seperti sumur maupun mata air, debitnya mengecil.

“Warga masih memiliki air bersih di sumur, akan tetapi semakin lama debitnya terus berkurang. Sekali dua kali timba air habis. Kami juga minta agar warga lebih efisien memergunakan air, “ ujarnya.

Yayan mengatakan kemarau panjang bulai berdampak munculnya kesulitan air bersih yang terus meluas. Kondisi itu tidak hanya di wilayah perkotaan, akan tetapi kesulitan air juga dialami warga yang tinggal di kaki bukit, dan tidak jauh dari hutan.

“Kami berupaya maksimal untuk menyalurkan bantuan, hanya saja kendalanya terbatasnya mobil tangki air. Dengan demikian, penyaluran dilaksanakan secara bergilir. Semua juga mendapatkan bagian,” tutur Yayan.

Lebih lanjut dia mengatakan persoalan penanganan kesulitan air bersih, menjadi pokok bahasan seluruh instansi terkait. Tidak hanya pemerintah Kota Banjar, akan tetapi juga mendapat perhatian penuh dari unsur polisi, TNI serta elemen masyarakat lainnya.

“Kesulitan air bersih memang terus berulang saat kemarau panjang. Pemerintah juga berupaya untuk mengurangi kesulitan yang dialami warga, seperti antuan pembuatan sumur bor,” ungkapnya.

Sementara itu kemarau juga mengakibatkan debit Sungai Citanduy merosot. Pantauan di Bendung Doboku, batuan yang sebelumnya selalu terendam air, saat ini mulai tampak. Kondisi itu tidak hanya dijumpai di atas bendung, akan tetapi juga aliran air sungai di bawah bendung.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat