kievskiy.org

Situ Gede Menyusut, Pasokan Air di Kota Tasikmalaya Terimbas

WARGA beraktivitas di atas rakit Situ Gede, Kota Tasikmalaya yang tengah menyusut, Selasa, 2 Juli 2019. Penyusutan Situ Gede berdampak berkurangnya pasokan air untuk sawah dan kegiatan wisata.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR
WARGA beraktivitas di atas rakit Situ Gede, Kota Tasikmalaya yang tengah menyusut, Selasa, 2 Juli 2019. Penyusutan Situ Gede berdampak berkurangnya pasokan air untuk sawah dan kegiatan wisata.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR

TASIKMALAYA, (PR).- Permukaan air Situ Gede Kota menyusut drastis saat musim kemarau melanda Kota Tasikmalaya. Kondisi itu berdampakan berkurangnya pasokan air untuk sawah dan terganggunya kegiatan wisata air di situ tersebut.

Dari pantauan wartawan Pikiran Rakyat, sebagian area di Situ Gede telah mengering akibat penyusutan itu. Area tersebut berubah menjadi padang rumput yang lebih mirip lapangan sepak bola. Beberapa warga terlihat menyabit rumput dan bermain layang-layang di sana.

Turunnya permukaan air juga menyisakan sampah-sampah bertebaran di tepian situ. Beberapa warga juga berani turun ke air yang hanya setinggi pinggang/perut orang dewasa ketika menjala ikan. ‎Ade Yayat (48), Koordinator Wilayah Cibanjaran Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tasikmalaya menuturkan, penurunan drastis permukaan air Situ Gede terjadi pekan ini. Hujan yang tak kunjung turun membuat permukaan situ di wilayah Kecamatan Mangkubumi tersebut turun tajam.

Dalam kondisi normal, tutur Ade, kedalaman situ mencapai 3 meter di bagian tepinya. Sedangkan bagian tengah situ memiliki kedalaman 4 meter. Kini, kedalaman air hanya setengah meter di tepi dan satu meter di di tengah situ seluas 47 hektar itu.

Selain mengandalkan hujan, sumber air Situ Gede berasal dari Sungai Cibanjaran. Setelah terkumpul, air situ disalurkan ke pesawahan melalui pintu-pintu irigasi di sekelilingnya. Ade mengungkapkan, ada empat kelurahan yakni Mangkubumi, Linggajaya, Tuguraja, dan Tugujaya yang lahan pesawahannya memperoleh air dari Situ Gede.

Sejumlah balong atau kolam ikan warga juga mendapat air dari situ tersebut. Seiring kemarau yang melanda, membuat sawah-sawah dan balong warga terancam kekeringan karena berkurangnya pasokan air dari situ. 

Pasokan air situ dari Sungai Cibanjaran pun ikut menyusut. Jika Sungai Cibanjaran masih berair, Situ Gede hanya mendapat sisa lantaran airnya telah telah dipakai para petani di kawasan atas dekat Gunung Galunggung. "Ke sini hanya sisa," ujar Ade, Selasa, 2 Juli 2019.

Jika terus menerus menyusut, para petani bisa mengalami gagal panen karen sawah tak teraliri. Dampak kekeringan juga berdampak kepada kegiatan wisata Situ Gede. Area jelajah perahu-perahu warga yang biasa membawa pengunjung berkeliling situ semakin mengecil. Bila permukaan air terus menerus  berubah menjadi daratan, Ade khawatir kegiatan wisata bakal berhenti karena perahu sama sekali tak bisa beroperasi.

Upaya menghemat air dengan menutup pintu irigasi pun tak bisa dilakukan demi kelangsungan aktivitas wisata. Menutup pintu irigasi air dari Situ Gede sama artinya membuat para petani kehilangan total sumber air dari situ. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat