kievskiy.org

Sumur Artesis Tidak Berfungsi, Warga Sindangmekar Harus Antre Air 

WARGA Dusun Sindangkasih, sedang antre air. Selama musim kemarau sumur artesis di wilayah tersebut tidak berfungsi.*/TAUFIK ROCHMAN/KABAR PRIANGAN
WARGA Dusun Sindangkasih, sedang antre air. Selama musim kemarau sumur artesis di wilayah tersebut tidak berfungsi.*/TAUFIK ROCHMAN/KABAR PRIANGAN

SUMEDANG,(PR).- Memasuki musim kemarau ini, warga di wilayah Dusun Sindangmekar Desa Sukamukti Kecamatan Tanjungmedar, sudah mulai didera krisis air bersih. Akibatnya, ratusan kepala keluarga (KK) di kawasan relokasi bencana tahun 2004 itu pun kini terpaksa harus antre air bersih di sekitar pemukimannya.

Seperti diakui Ketua RT 03 Dusun Sindangmekar, Komarudin, Senin 8 Juli 2019. Menurut Komarudin, krisis air di kawasan relokasi bencana tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2004 lalu, ketika mereka dipindahkan dari pemukiman lama (lokasi bencana di Dusun Bungbulang). 

Dari mulai pindah ke sana, kata Komarudin, fasilitas air bersih di kawasan relokasi Sindangmekar itu memang masih belum optimal, pasalnya sumur artesis yang menjadi sumber utama untuk kebutuhan pengairan di perkampungan tersebut, sampai sekarang belum berfungsi secara normal.

"Sejak kami pindak ke pemukiman ini juga, kami sering mengalami krisis air, terutama setiap musim kemarau. Sumur artesis memang sudah ada, tapi tidak berfungsi, soalnya mesin penyedot airnya selalu jebol. Makanya, sumur artesis ini tidak difungsikan," kata Komarudin.

Mengandalkan MCK

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga pun hanya mengandalkan MCK yang telah dibangun Pemerintah Desa di sekitar pemukiman, dengan sumber air mengulur dari mata air yang terletak di wilayah Desa Wargaluyu.

Namun yang menjadi persoalan, sumber air di MCK itu pun hanya dapat difungsikan pada musim hujan saja, sebab jika musim kemarau seperti sekarang, debit airnya selalu mengecil sehingga air yang disalurkan dari Desa Wargaluyu itu pun tidak bisa sampai ke bak penampungan MCK.

Oleh karena itu, tidak heran jika setiap musim kemarau tiba, warga terpaksa harus memutuskan pipa air tersebut agar air dari pipanya bisa diambil.

Sebab, dari pipa itu lah warga akhirnya bisa mendapatkan air, walaupun harus antre bersama puluhan warga lainnya.

"Karena air dari pipa ini tidak naik ke bak MCK, jadi kami terpaksa harus memutus pipa airnya. Makanya jangan heran kalau tiap hari banyak warga yang mencuci dan mengambil air di pipa ini, walaupun airnya kecil tapi lumayan lah," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat