kievskiy.org

Hampir 1.400 Jaring Nelayan Karawang Rusak Terpapar Tumpahan Minyak Mentah, Ikan dan Garam pun Diuji Kelayakannya

KEGIATAN pembersihan minyak yang berdampak sampai ke pantai dan wilayah tangkapan nelayan di Karawang. Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Offhsore North West Java (PHE ONWJ), Ifki Sukarya, mengakui bahwa kegiatan perusahaannya di lepas Pantai Cilamaya telah terjadi kebocoran pada sumur reaktivasi YYA-1, pada 12 Juli 2019, pukul 01.30 WIB.*/DODO RIHANTO/PR
KEGIATAN pembersihan minyak yang berdampak sampai ke pantai dan wilayah tangkapan nelayan di Karawang. Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Offhsore North West Java (PHE ONWJ), Ifki Sukarya, mengakui bahwa kegiatan perusahaannya di lepas Pantai Cilamaya telah terjadi kebocoran pada sumur reaktivasi YYA-1, pada 12 Juli 2019, pukul 01.30 WIB.*/DODO RIHANTO/PR

KARAWANG, (PR).- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupetan Karawang menyatakan telah menerima laporan dari 1.373 nelayan yang jaringnya rusak akibat tumpahan minyak mentah di pantai utara Karawang. Alat tangkap ikan milik mereka kini tidak bisa dipakai lagi karena lengket oleh minyak.

Selain itu, DKP juga telah membawa sampel ikan dan garam dari tambak yang terpapar tumpahan minyak. Sampel itu dibawa ke laboratorium milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Uji terhadap sampel garam dan ikan diperlukan untuk memastikan apakah masih bisa dikonsumsi atau tidak. Hasil uji lab juga bisa dijadikan dasar penggantian kerugian yang diderita petani tambak," ujar Kepala Seksi Kelembagaan Nelayan DKP Karawang, Setya Saptana, saat dihubungi, Minggu, 4 Agustus 2019.

Menurutnya, laporan tentang jaring yang rusak dan hasil uji laboratorium sampel ikan dan garam itu akan diserahkan ke tim kompensasi yang dibentuk Bupati Karawang. Selanjutnya, tim yang akan mengajukan ke pihak Pertamina agar kerugian yang diderita warga itu diganti.

"Sejauh ini, pihak pertamina sangat kooperatif terhadap tuntutan warga dan Pemkab Karawang," kata Setya.

Pertamina telah mempercepat pengeboran relief well

Sementara itu, dari siaran pers yang diterima “PR”, Vice President Relations PT Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya, menyatakan, Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) berhasil mempercepat rencana pengeboran Relief Well YYA-1RW sebagai upaya menghentikan gelembung gas. Itu dilakukan setelah selama satu minggu melakukan survey untuk menentukan titik sumur dan penempatan rig

Pengeboran sumur telah dimulai Kamis, 1 Agustus 2019, pukul 14.00 WIB, atau dua hari lebih cepat dari jadwal semula. Hingga Sabtu, 3 Agustus 2019, pengeboran sudah mencapai kedalaman 136 meter dan terus dilanjutkan sampai target kedalaman 2.765 meter.

“Kegiatan mobilisasi rig ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya survey geohazard dan geotechnical, sehingga tidak ada waktu tunggu. Proses preload bisa langsung dilakukan begitu Marine Survey Waranty diperoleh. Sementara itu, beberapa pekerjaan persiapan bisa dilakukan secara simultan sehingga dapat mempercepat waktu tajak dua hari dari rencana awal,” ujar Ifki.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat