BEKASI, (PR).- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek terus menggencarkan sosialisasi mengajak para penggguna kendaraan pribadi untuk beralih ke angkutan umum. Tak sekadar demi kelancaran lalu lintas, tapi juga demi kualitas udara yang lebih baik.
Setidaknya sudah sepekan terakhir, sosialisasi dilakukan BPTJ dengan turun langsung ke jalanan Kota Bekasi. Personel BPTJ disebar di dua titik yang menjadi pusat keramaian lalu lalang kendaraan di Kota Bekasi, yakni simpang tol Bekasi Barat dan simpang Jalan Ahmad Yani-Jalan K. H. Noer Alie Kalimalang-Jalan M. Hasibuan.
Selama lebih kurang tiga jam, aksi yang berlangsung mulai pukul 6.00 WIB tersebut dilakukan dengan membentangkan spanduk-spanduk berisi ajakan beralih ke angkutan umum. Spanduk juga poster dibentangkan di hadapan para pengemudi sepeda motor juga mobil yang tengah menanti rambu lalu lintas kembali berwarna hijau.
Dalam melakukan aksinya ini, personel BPTJ juga turut melibatkan simpatisan dari mahasiswa Universitas Darma. Tidak hanya itu, personel BPTJ juga membagikan masker gratis kepada para pengendara sepeda motor.
"Masker kami bagikan karena belakangan kualitas udara kian buruk. Sambil membagikan masker, pengendara juga sambil kami ingatkan bahwa salah satu faktor yang turut andil memperburuk kualitas udara ialah asap kendaraan bermotor," kata penanggung jawab sosialisasi dari personel BPTJ Erick Rinaldi, ditemui di depan simpang gerbang tol Bekasi Barat, Rabu 7 Agustus 2019.
Antusias
Selama menggelar sosialisasi, Erick menyebut para pengendara cukup antusias. Utamanya saat pembagian masker gratis.
"Tapi kalau yang sampai saat itu juga memarkir kendaraannya dan pindah ke angkutan umum, belum ada. Tidak apa, karena ini sifatnya sosialisasi, harapannya tentu saja bisa ada perubahan di kemudian hari," katanya.
Menurut Erick, sosialisasi ini masih akan dilakukan hingga Jumat (9/8/2019). Kota Bekasi menjadi daerah pertama juga satu-satunya sejauh ini yang dipilih sebagai lokasi dilakukannya sosialisasi.
"Ini tidak terlepas dari data yang memperlihatkan angka bahwa kontributor kendaraan di Jakarta terbanyak datang dari Bekasi. Mudah-mudahan jika semakin banyak warga Bekasi teredukasi untuk beralih ke angkutan umum, sehingga berkontribusi juga pada perubahan kualitas udara yang lebih baik," katanya.