kievskiy.org

Hajat Bumi, Tradisi Turun Temurun di Jagabaya

WARGA Desa Jagabaya, Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis berjalan kaki beriringan menuju makam tokoh penyebar agama Islam di tempat tersebut dalam rangkaian kegiatan Hajat Bumi, Rabu, 4 September 2019. Selain melakukan tawasulan juga diisi dengan makan bersama.*/NURHANDOKO/PR
WARGA Desa Jagabaya, Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis berjalan kaki beriringan menuju makam tokoh penyebar agama Islam di tempat tersebut dalam rangkaian kegiatan Hajat Bumi, Rabu, 4 September 2019. Selain melakukan tawasulan juga diisi dengan makan bersama.*/NURHANDOKO/PR

WARGA Desa Jagabaya, Kecamatan Panwangan, Kabupaten Ciamis, menggelar tradisi Hajat Bumi. Kegiatan turun temurun yang usianya sudah ratusan tahun yang digelar setiap bulan Muharram, dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur warga atas berkah yang diterimanya.

Seperti tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun, Hajat Bumi selalu melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Dari serangkaian yang menyertai Hajat Bumi di Jagabaya, puncak kegiatannya adalah tawasul serta berdoa di Situs Gunung Dukuh Jagabaya.

Untuk mencapai lokasi, warga beriringan jalan kaki menyusuri jalan setapak menuju makam penyebar agama Islam pertama di tempat tersebut. Mereka membawa aneka makanan berikut nasi dengan lauk ikan goreng yang dimasukkan ke dalam tenongan (wadah dari anyaman bambu).

Selain itu, mereka juga menenteng aneka makanan ringan, buah-buahan, serta kopi.  Aneka makanan tersebut kemudian diletakkan di atas makam salah satu tokoh penyebar agama islam di tempat tersebut.

Suasana makam penyebar pertama agama Islam tersebut berada di bawah pohon berukuran besar yang usianya sudah ratusan tahun, serta beberapa pohon besar lainnya. Makamnya juga sangat sederhana. Hanya tumpukan batu berikut nisan yang juga dari batu yang sudah berlumut.

Di antara ratusan warga yang menggelar hajat bumi, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya bersama dengan Komandan Kodim 0613 Letkol. Arm. Tri Arto Subagio, berbaur dengan tokoh agama, sesepuh, dan tokoh masyarakat setempat. Bersama, mereka tawasul dan berdoa.

“Tradisi Hajat Bumi ini sudah berlangsung ratusan tahun, sudah turun temurun, tempatnya di makam penyebar pertama agama Islam di Jagabaya. Dari dulu sampai sekarang, prosesinya tidak berubah, berlangsung pada bulan Muharram, sedangkan harinya ada perhitungan sendiri. Seperti saat ini jatuh hari Rabu Pahing,” tutur Juru Kunci (Kuncen) Situs Gunung Dukuh Jagabaya, Sutadi, Rabu, 4 September 2019 usai memimpin tawasul.

Dia mengatakan, sebelum puncak acara, dilakukan penyembelihan kambing warna hitam. Daging kambing tersebut kemudian dimasak serta dimakan bersama oleh seluruh warga dukuh. Selain itu, juga digelar Seni Ronggeng, dengan melantunkan syair-syair kuno berisi wejangan atau nasihat, yang diadakan di Aula Desa Jagabaya.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat