kievskiy.org

NaCl Tembus 90 Persen, Harga Garam Masih Loyo

*/DOK.PR
*/DOK.PR

SUMBER, (PR).- Meski kadar garam atau Na Cl sudah tembus 90 persen lebih, namun harga garam hasil produksi petani di pesisir pantai utara Kabupaten Cirebon masih loyo. Harga garam, masih di kisaran Rp 300 sampai Rp 3550 per kilogram, tidak jauh berbeda dengan garam produksi lama yang kadar Na Cl nya di bawah 70 persen.

Tidak sebandingnya harga dengan kualitas diungkapkan para petani garam di sejumlah sentra garam seperti Pangenan dan Kapetakan. Petani keheranan, padahal kualitas garam mereka sudah jauhh lebih baik setelah menerapkan teknologi geomembran.

“Kadar Na Cl sudah mencapai 94 persen, tapi harga tetap rendah. Tengkulak mematok harga Rp 300 per kilogram, itupun bukan di tempat produksi. Kalau di lokasi pertambakan, malah hanya Rp 200 per kilogram,” tutur Toha (47 tahun), petani garam asal Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Selasa, 17 September 2019.

Petani mengakui dalam setahun ini memang terjadi perubahan pola produksi garam. Teknologi geombran yang diperkenalkan oleh pemerintah sudah mulai diberlakukan.

Produksi garam dengan sistem integrasi ini mampu menghasilkan garam dengan kualitas yang belum pernah ada sebelumnya. Rata-rata kadar garam produksi petambak di daerah pantura tersebut di luar dugaan, mampu menembus 90 persen atau tepatnya di kisaran 94 sampai 95 persen.

Garam yang dihasilkan jauh lebih putih dan lembut. Dengan kadar Na Cl setinggi itu, seharusnya sudah memenuhi syarat kualitatif untuk pasar industri strategis yang selama ini kebutuhan garamnya diimpor dari luar negeri.

“Satu tahapan sudah berhasil. Perbaikan kualitas garam. Namun ini belum bersambut dengan harga. Ini masih menjadi pekerjaan rumah,” tutur  Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan pada Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) setempat, Yanto.

Dijelaskan, sistem integrasi dengan penerapan teknologi geomembran merupakanpenggabungan dari beberapa tambak garam milik warga di satu hamparan. Dimulai di Desa Muara di Kecamatan Kapetakan, sistem yang penerapannya disponsori Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), mampu menghimpun 41 hektare lahan tambak garam dalam satu pengolaan dan pengelolaan.

Panen perdana sudah dilakukan belum lama ini dengan hasil luar biasa. Satu petak atau meja garam ukuran panjang 43 meter dan lebar 4,3 meter, mampu menghasilkan 2 ton garam dengan kadar Na Cl mencapai 94 persen. " Itu hanya empat hari pengolahan, jika 7 sampai 10 hari bisa lebih tinggi lagi NaCl-nya," tutur dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat