kievskiy.org

Sungai Citanduy Diduga Tercemar Limbah

WARGA memancing di Sungai Citanduy, Kampung Cipapagan, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Minggu, 22 September 2019. Sungai tersebut diduga tercemar limbah karena berwarna hitam dan keruh.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR
WARGA memancing di Sungai Citanduy, Kampung Cipapagan, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Minggu, 22 September 2019. Sungai tersebut diduga tercemar limbah karena berwarna hitam dan keruh.*/BAMBANG ARIFIANTO/PR

TASIKMALAYA, (PR).- Sungai Citanduy yang mengalir di wilayah Kota Tasikmalaya diduga tercemar limbah. Air sungai tersebut berwarna hitam, keruh dan agak berbusa.

Kondisi tersebut sangat kentara saat permukaan air Citanduy menyusut lantaran kemarau. "PR" menelusuri dugaan pencemaran tersebut di dua lokasi aliran sungai yang berada di Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Minggu, 22 September 2019.

Di Kampung Cipapagan, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, warna air Citandung tampak hitam keruh. Keadaan tersebut tampak di area sungai yang dikenal warga dengan nama Leuwibala. Tak hanya hitam dan keruh, busa-busa pun ikut mengambang di sana.

Dede Supriatna (34), Warga Cipapagan menuturkan, hitam dan keruhnya aliran Citanduy telah berlangsung sejak lama. Namun, kondisi mengenaskan tersebut tak terlalu terlihat saat musim hujan karena debit air sungai yang tinggi. Pemandangan Citanduy yang hitam dan keruh begitu tampak saat kemarau.

Bahkan, lanjut Dede, Citanduy juga mengeluarkan bau dalam kondisi tertentu. "Kalau lecek banget mah bau," ujar Dede saat ditemui di tepi Citanduy, Kampung Cipapagan, Minggu siang.

Warna sungai berubah menjadi hitam dan keruh dimulai saat pukul 11.00 -15.00 WIB. Sungai lalu jernih lagi kemudian menghitam saat ada tambahan limbah yang masuk.

Dede menduga, limbah berasal dari perusahaan kayu BKL dan peternakan sapi PT Lintas Nusa. Kedua perusahaan yang berlokasi di kawasan Panoongan, Indihiang, Jalan Letjen Ibrahim Adjie itu memang berdiri di dekat aliran Citanduy. 

Dia mengaku beberapa ikan ada yang mati dan terbawa arus sungai tersebut. Matinya ikan memperkuat dugaannya terkait pencemaran Citanduy. Padahal, sungai itu merupakan habitat ikan jenis nilem, mujair, dan lele.

Dede yang juga kerap memancing mengaku ikan sudah sulit didapat karena kondisi tersebut. Bahkan warga di di Cipapagan pun tak menggunakan air Citanduy guna keperluan mencuci, mandi  dan minum karena kualitasnya sudah tak laik. Dede berharap, pemerintah segera turun tangan mengatasi permasalahan itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat