kievskiy.org

Stok Melimpah, Petani Bawang Justru Pusing

FOTO ilustrasi harga bawang anjlok.*/ANTARA
FOTO ilustrasi harga bawang anjlok.*/ANTARA

SUMBER, (PR).- Petani bawang merah di wilayah timur Kabupaten Cirebon mengeluhkan rendahnya harga dalam tiga bulan terakhir ini. Mereka berharap pemerintah bisa melindungi harga bawang merah supaya tidak turun di bawah keekonomian supaya petani tidak rugi.

Informasi yang diperoleh “PR” Online, Kamis 16 September 2019, harga bawang merah di tingkat petani dalam bulan-bulan ini terus tertekan. Dari semula Rp 15.000 per kilogram, memasuki minggu ketiga bulan September 2019 sekarang, sudah di bawah Rp 10.000 per kilogram.

Di sejumlah tempat, seperti dituturkan para petani, rata-rata harga bahkan terus tertekan hingga Rp 9.000 per kilogram. Harga itu merupakan terendah dalam dua tahun terakhir yang membuat petani kawatir karena terancam rugi besar.

“Idealnya itu lima belas ribu per kilogramnya. Sekarang, terus tertekan, rata-rata sembilan ribu per kilogram. Ini membuat kami pusing,” tutur Rasija (53 tahun), petani bawang di Desa Gebang Kidul, Kecamatan Gebang.

Para petani sempat keheranan, soalnya meski harga di tingkat petani terus tertekan, di pasar-pasar justru relatif tinggi. Di pasar umum, rata-rata harga bawang merah di kisaran Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per kilogram.

Padahal, tutur Rasija, kalau dari stok bawang merah itu cukup melimpah. Di Cirebon sendiri, rata-rata petani bawang memiliki stok dalam jumlah besar.

Para petani juga mengaku kalau tahun ini, terjadi panen melimpah di beberapa daerah. Tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan pulau-pulau lain yang ada lading bawang merah.

“Tadinya kami maklum, karena stok banyak, harga otomatis turun. Hanya saja yang membuat kami khawatir, harga terus tertekan. Anehnya di pasar umum, harganya justru masih relatif mahal,” tutur dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat