kievskiy.org

Hilir Sungai Tercemar, Air di Hulu Cilamaya Masih Jernih

ANGGOTA Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dedi Mulyadi bersama warga membersihkan sampah di hulu Sungai Cilamaya perbatasan Kabupaten Subang dan Purwakarta, Sabtu, 5 Oktober 2019.*
ANGGOTA Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dedi Mulyadi bersama warga membersihkan sampah di hulu Sungai Cilamaya perbatasan Kabupaten Subang dan Purwakarta, Sabtu, 5 Oktober 2019.*

PURWAKARTA, (PR).- Hilir Sungai Cilamaya yang tercemar limbah pabrik jauh berbeda dengan kondisi hulunya di Gunung Burangrang. Masyarakat di perbatasan Kabupaten Subang dan Purwakarta, masih memanfaatkan air dari hulu sungai tersebut untuk keperluan sehari-hari.

Selain untuk budi daya ikan, mereka juga menggunakan air sungai untuk bahan baku air minum. "Airnya masih jernih dan alami, makanya kami gunakan untuk bahan baku air minum," kata salah seorang warga Desa Mekarjaya Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta, Ujang, Minggu, 6 Oktober 2019.

Hal serupa diakui tokoh masyarakat Desa Ciracas, Kowo. Ia mengatakan, debit air di hulu Sungai Cilamaya itu masih melimpah meskipun dalam keadaan musim kemarau panjang seperti sekarang.

Karena itu, masyarakat setempat tidak pernah merasa kekurangan air untuk mengairi persawahan, kolam ikan dan kebutuhan sehari-hari warga. "Warga Mekarjaya memasang paralon sepanjang tujuh kilometer untuk menyalurkan air dari hulu ke permukiman. Makanya warga tak alami kesulitan air," kata Kowo.

Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dedi Mulyadi membawa tim penguji dari Perum Jasa Tirta II ke hilir Sungai Cilamaya. Dari pemeriksaan langsung, tim menyatakan air sungai tersebut tercemar limbah berbahaya dan tidak bisa digunakan oleh masyarakat.

Tim tersebut juga mengambil sampel air sungai yang tercemar untuk diuji di laboratorium. Proses penelitian di laboratorium diperkirakan memakan waktu selama 10 hari kerja. Dedi berjanji akan mengumumkan hasilnya kepada publik.

Dia bersama Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana juga mengunjungi salah satu pabrik di Kabupaten Purwakarta. "Kami melihat pabrik-pabrik masih membuang limbahnya ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu," kata Dedi.

Menindaklanjuti itu, ia berencana mengumpulkan para pengelola pabrik dan pemerintah daerah terkait pekan depan. Mereka akan diajak mendiskusikan solusi untuk mengatasi pencemaran sungai tersebut.

Sehari setelahnya, Dedi juga mengecek langsung kondisi hulu Sungai Cilamaya. "Ternyata air sungai Ciracas yang menjadi hulu Cilamaya, masih jernih. Cuma, masih ada warga yang membuang sampah ke sungai, benar benar disesalkan," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat