SUBANG, (PR).- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufiq mengaku terpesona dengan kondisi alam di wilayah Subang Selatan, tepatnya di Ciater. Apalagi salah satu destinasi wisata yang kini didkembangkan oleh Pemkab Subang berupa wisata dirgantara, paralayang dan gantole di Bukit Santiong.
"Kita coba tadi berkeling d engan sepeda motor bersama dengan kawan-kawan dan ternyata cukup mengagumkan tempat ini yang berketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut," katanya saat meninjau ke Bukit Santiong, Ciater didampingi Kabag Humas Pemkab Subang, Asep Setia Permana, Minggu 6 Oktober 2019.
Menurutnya, perbaikan dan pengembangan yang sedang dilakukan oleh Pemkab Subang akan disuport oleh Pemprov Jawa Barat pada tahun mendatang. Apalagi pada akhir tahun ini sudah ada upaya pelebaran akses jalan dan penataan di atas bukitnya sendiri serta akan diadakan event paralayang dan gantole tingkat Jawa Barat.
Dedi Taufiq yang sebelumnya menghadiri Sari Ater Gowes Ceria yang diikuti oleh ratusan peserta sejauh 13 Km pun menyatakan kalau pihaknya akan terus mengembangkan potensi wisata yang ada di seluruh pelosok Jabar. Hal ini dilakukan mengingat wilayah Jabar sangat kaya dengan potensi wisata alam dan juga budayanya. "Banyak sekali kan di Jabar itu terkenal dengan kekayaan alam jadi kadang saking banyaknya turis-turis yang datang itu sangat banyak," jelasnya.
Sari Ater Gowes Ceria yang dilepas Wakil Bupati Subang, H Agus Masykur didampingi Ketua DPRD Subang H Narca Sukanda dan Dandim 0605 Subang Letkol arh Edi Maryono dan Kadisparpora, H Ahmad Sobari, merupakan kegiatan rutin tahunan guna memperkenalkan wisata alam atau desa wisata yang ada di Subang Selatan yang merupakan desa binaan pengelola obyek wisata air panas.
Hal ini dibenarkan Public Manager Relation PT Sari Ater Hotel & Resort, Yuki Azuania yang mengemukakan, event gowes ceria tersebut merupakan upaya pihaknya untuk mendorong tujuh desa binaannya, agar bisa dikembangkan sesuai visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Subang, yaitu menggali potensi pariwisata berbasis kearifan lokal.
“Makanya jalur kami juga melewati tujuh desa tersebut, karena memang kami ingin berkontribusi mengembangkan desa binaan melalui konten event jambore sepeda gowes ceria ini. Harapannya, nama saba desa juga makn dikenal wisatawan,” katanya kepada wartawan Galamedia, Dally Kardilan.***