MAJALENGKA,(PR).- Beberapa anak perempuan usia remaja berselimut sarung, kakinya ada yang mengenakan sepatu, sandal, bahkan ada yang tanpa alas kaki sama sekali. Ada pula yang hanya mengenakan celana pendek dan kaus lengan pendek dengan sandal jepit.
Mereka duduk berderet di kursi di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Majalengka, sedangkan sejumlah anak laki-laki duduk di lantai. Mereka rata-rata mengenakan celana panjang, baju warna hitam dengan aksesoris yang mencolok berupa resleting dan aksesoris seperti duri, sebagian bertopi dan berjaket.
Baik laki-laki dan perempuan tangannya bertato, malah beberapa di antaranya tato hingga ke bagian pipi dengan beragam gambar. Paling minim tato di lengan kiri, dengan tulisan nama sandinya atau gambar bunga dan gambar lainnya.
Sementara baju mereka tampak lusuh dan kucel, maklum menurut pengakuannya ada yang sudah beberapa minggu bahkan bulan tak ganti pakaian karena tidak pernah pulang ke rumah. Mereka hidup di jalanan dan tidur dimana lelahnya, ada di trotoar perempatan lampu merah, terminal, pekarangan toko dan tempat lainnya.
Mereka ini mengaku sebagai anak punk dan bobotoh yang terkena razia oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Majalengka pada Selasa sore hingga malam di Perempatan Lampu Merah Kadipaten. Usia ke-13 anak yang terjaring antara 14 tahunan hingga 23 tahunan.
Beberapa anak ada yang mengaku sudah belasan tahun hudup di jalanan, ada pula yang baru bergabung setahun yang lalu. I (14) asal Sumedang mengaku baru beberapa bulan menjadi anak jalanan (punk). Sedangkan N (15) juga asal Sumedang sudah tiga tahun, sama halnya dengan NY (15) dan F (16) asal Majalengka telah berulang kali terkena razia hingga harus berada di sel hingga berhari-hari.
Sudah terbiasa
L (17) dan D (17) asal Sumedang mengaku sudah 9 tahunan berada di jalanan bergabung dengan anak jalanan lainnya dari berbagai daerah. Mereka semua mengaku sudah terbiasa dengan kerasnya kehidupan jalanan.
Pengalaman mereka menapaki berbagai daerah di Pulau Jawa, Sumatra dan Bali dengan modal nekat, mencari omprengan dan risiko kecelakaan. Malah bisa tidak makan hingga berhari-hari seperti yang dialami N bersama beberapa teman laki-lakinya saat terkena rajia mengaku sudah 4 hari belum makan.