GENERASI milenial diajarkan juga dengan gaya milenial. Termasuk ketika mengajarkan kesenian wayang, media yang digunakan pun “wayang milenial”.
Maya Berlin, guru kesenian di SMP Negeri 1 Majalengka, menciptakan “wayang milenial“ yang seluruh materialnya berasal dari limbah plastik. Wayang tersebut dipertunjukkan di sekolahnya itu bersama para pelajar.
Guru yang dikenal cukup kreatif ini mulai mencoba membuat wayang dari limbah plastik yang ada di sekitar rumahnya. Misalnya, kemasan bekas sampo, botol pembersih kamar mandi, garpu plastik, dan sendok yang dia pergunakan sebagai tangan dan jari wayang.
Ada pula wayang yang badannya menggunakan botol air mineral dengan topi berbahan plastik putih. Untuk mempermanis, wayang mengenakan aksesoris mata dan rambut yang terbuat dari sapu injuk, seperti dilaporkan Tati Purnawati dari Kabar Cirebon.
Sebagai penutup bagian bawah atau samping, Maya menggunakan plastik dengan warga mencolok, sehingga bagian atas dan bawah wayang benar-benar kontras. Wayang milenial pun betul-betul terwujud.
Kreativitasnya tersebut kemudian diajarkan kepada sejumlah pelajar di sekolahnya. Dengan kreativitas bersama, terciptalah sejumlah wayang yang diberinya nama “wayang milenial”.
“Disebut wayang milenial karena bentuk wayang tidak mengadopsi wayang golek, wayang cepak, wayang kulit, ataupun wayang potehi,” kata Maya. Wayang buatannya benar-benar berdasar imajinasi dan kreativitas penciptanya.
Menularkan kreativitas ke siswa
Wayang buatan Maya Berlin dan sejumlah pelajar tersebut dipertunjukkan di sekolah SMP Negeri 1 pada Rabu, 23 Oktober 2019. Kebetulan, di sekolah tersebut ada guru kesenian Dedi Surahman yang merupakan dalang wayang golek.