kievskiy.org

Lagi, 24 Siswa TK dan SD Diduga Keracunan Jajanan

SEJUMLAH siswa mendapat perawatan usai mengalami keracunan di Kecamatan Sukanagara, Selasa 29 Oktober 2019. Puluhan siswa tersebut keracunan setelah memakan makaroni yang dijual di sekolah mereka.*/ SHOFIRA HANAN/PR
SEJUMLAH siswa mendapat perawatan usai mengalami keracunan di Kecamatan Sukanagara, Selasa 29 Oktober 2019. Puluhan siswa tersebut keracunan setelah memakan makaroni yang dijual di sekolah mereka.*/ SHOFIRA HANAN/PR

CIANJUR, (PR).- Sebanyak 24 siswa TK dan SD di Kecamatan Sukanagara mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan ringan. Kasus tersebut menjadi yang kesekian kalinya di bulan Oktober 2019 ini.

Peristiwa keracunan pertama kali diketahui ketika beberapa siswa SDN Sukanagara 3 merasa pusing dan mual setelah memakan jajanan makaroni. Beberapa menit kemudian siswa yang mengeluhkan kondisi serupa bertambah banyak.

”Jadi tidak cuma dari siswa sekolah dasar, tapi beberapa siswa TK Tunas Karya yang berdekatan juga merasakan hal serupa,” kata Camat Sukanagara, Dede Saputra, Selasa 29 Oktober 2019.

Dugaan sementara, makaroni yang dijual di depan sekolah menjadi penyebab puluhan siswa keracunan. Menurut dia, sejumlah siswa mengaku bumbu makaroni terasa sedikit asam sehingga diduga keracunan disebabkan oleh bumbu yang sudah basi.

”Tapi untuk lebih jelasnya, pihak kepolisian langsung melakukan pemeriksaan," ujar dia.

Ia mengatakan, para siswa yang mengalami keracunan langsung dibawa ke Puskesmas Sukanagara untuk diberi penanganan medis. Sedangkan, penjual makaroni yang berjualan di depan sekolah segera dibawa ke Polsek Sukanagara untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sukanagara Tuti Amalia mengatakan, para siswa yang terindikasi keracunan dibawa ke Puskesmas pada pukul 10.00 WIB. Total siswa yang mengalami keracunan dan mendapat penanganan medis sebanyak 24 siswa, terdiri dari 18 siswa SD dan 6 siswa TK.

”Semuanya sudah diberikan penanganan medis, beberapa korban juga sudah berangsur pulih. Tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit, karena masih bisa ditangani di Puskesmas,” kata Tuti.

Tuti menjelaskan, akan segera melakukan uji laboratorium melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Tes terhadap makanan itu dilakukan, untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam makaroni ataupun bumbu yang digunakan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat