kievskiy.org

Beternak Domba Diklaim Efektif Kurangi Kecanduan Gawai

BUPATI Purwakarta, Anne Ratna Mustika.*/DOK. KABUPATEN PURWAKARTA
BUPATI Purwakarta, Anne Ratna Mustika.*/DOK. KABUPATEN PURWAKARTA

PURWAKARTA, (PR).- Pemerintah Kabupaten Purwakarta akan menambah jumlah bantuan domba untuk dipelihara oleh pelajar. Program tersebut dinilai efektif mengurangi ketergantungan mereka menggunakan gawai, permainan daring (game online) dan media sosial.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengakui program tersebut sudah dilakukan sejak 2015 lalu. "Domba dipilih karena di Purwakarta punya wisata kuliner sate Maranggi. Jadi bisa untuk memasok bahan bakunya dari hasil ternak para siswa," kata Anne, Selasa, 29 Oktober 2019.

Sampai saat ini, pemerintah daerahnya telah memberikan 52 ekor domba kepada 26 siswa terpilih di tujuh kecamatan yang memiliki potensi peternakan. Masing-masing siswa diberikan sepasang domba untuk dikembangbiakkan dan diurus di sela-sela kewajibannya bersekolah.

Selain mengurangi ketergantungan anak terhadap gawai, permainan daring dan media sosial, Anne menilai program tersebut dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan anak. "Hasilnya sangat efektif. Bahkan sekarang sudah ada yang beranak," katanya.

Sejumlah pihak memang menilai gawai, permainan daring dan media sosial dapat mengganggu kesehatan mental hingga rasa nasionalisme generasi muda. Karena itu, orang tua diminta membatasi penggunaan teknologi tersebut secara berlebihan bagi anak-anak

"Bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda, kami mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk menyelamatkan anak-anak dari dampak gawai dan game online," kata Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait dalam keterangan persnya.

Arist menilai penggunaan gawai dan game online secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan mental. Hal itu berdasarkan data yang ia peroleh dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat pada 2016 lalu.

ia menyebutkan sebanyak 209 pasien anak berusia antara 5-15 tahun menjalani perawatan di rumah sakit tersebut akibat ketergantungan gawai dan permainan daring. "Mereka rata-rata mengalami depresi berat, gangguan jiwa,  percobaan bunuh diri, kehilangan keseimbangan tubuh dan kerusakan pada mata," ujar Arist.

Hampir 2,1 juta anak usia balita di Indonesia disebut telah ketergantungan menggunakan internet, gawai dan game online tanpa pengawasan orang tua atau keluarganya. Tak heran bila pengguna internet di Indonesia menempati peringkat kelima terbesar di dunia setelah Filipina, Thailand, Colombo dan India.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat