PANGANDARAN, (PR).- Penggagas Daerah Otonomi Baru (DOB) Pangandaran, Eka Santosa mengatakan dirinya sangatlah kaget mengetahui salah satu pendukung dan mensuport gerakan persiapan Kabupaten Pangandaran saat itu H Tudi Hermanto telah tutup usia.
"Almarhum salah satu anggota dewan Kabupaten Ciamis dari Dapil Pangandaran saat itu," ungkapnya.
Menurut Eka Santosa, masih dalam ingatannya, tatkala wacana pemekaran wilayah Ciamis Selatan semakin membuncah, sejumlah elit politik memberi dukungan.
“Kebetuan saya masih menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR RI (2004-2009). Ketika ada keinginan masyarakat untuk mendirikan kabupaten baru, semakin memicu semangat sejumlah tokoh masyarakat untuk mewujudkan Kabupaten ‘impian’ Pangandaran, yang kini mempunyai luas wilayah 168.509 Ha dengan luas laut 67.340 Ha," tuturnya.
“Yang khas dan menonjol dari wilayah ini memiliki panjang pantai sekitar 91 Km, dengan potensi kelautan dan perikanan, serta kepariwisataan yang bisa dikembangkan ke taraf daerah tujuan wisata (DTW) kelas dunia seperti Bali dan Lombok," ucapnya.
Selanjutnya Eka Santosa juga tak lupa menyebutkan jasa almarhum Prof. Dr. Dede Maryana. Beliau itu dari Unpad bersama akademisi dari ITB, Unigal, dan Bappeda Kabupaten Ciamis melakukan kajian akademis bidang kewilayahan, ekonomis, keuangan, dan potensi daerah yang tak lupa proses melahirkan DOB Kabupaten Pangandaran ini sempat terganjal oleh peristiwa Tsunami (17/7/2006) lalu yang memakan sekitar 500-an korban jiwa dan harta benda bernilai ratusan juta rupiah.
"Pada waktu itu sempat terganjal datangnya bencana Tsunami tahun 2006 lalu," katanya kepada wartawan Kabar Priangan, Muslih Jerry.
Dirinya menambahkan satu hal yang tidak dapat dilupakan bahwa tanpa adanya lobi-lobi khusus di tingkat Badan Legislatif di DPR RI, maka akan sulit lahir Kab. Pangandaran.
Selaku Ketua Panja Pemekaran di seluruh RI, saat duduk di Komisi II DPR RI, Eka terus mendorong dan memudahkan DOB Pangandaran ini diurus di tingkat pusat.