DESA Ujunggebang yang terletak di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu baru saja meraih penghargaan dari pemerintah daerah. Desa tersebut layak menjadi contoh untuk desa-desa lainnya supaya bisa berkembang ke depannya. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Indramayu Ahmad Sulaeman mengatakan, Ujunggebang dipilih karena berhasil memberdayakan masyarakat di sekitarnya, khususnya dalam hal wisata pantai.
“Sukses karena penataan pantai Plentongnya,” kata Sulaeman, Senin 4 November 2019. Sulaeman mengatakan, prestasi Desa Ujunggebang merupakan contoh yang mesti ditiru oleh semua desa yang ada di Kabupaten Indramayu. Dengan pengelolaan administrasi dan keuangan yang baik bisa menjadikan suatu desa berkembang. Masyarakat di Desa Ujunggebang telah membuktikan bahwa kerja sama dan gotong royong bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua.
Wilayah pesisir Pantai Plentong di Desa Ujunggebang sejatinya tergerus abrasi sejak puluhan tahun lalu. Puluhan tahun lamanya masyarakat membiarkan begitu saja Pantai Plentong. Namun saat ini Plentong mulai menunjukkan pesonanya. Wilayah yang dahulu tak dilirik sama sekali kini menjadi andalan pendapatan bagi warga di Ujunggebang. Ada ratusan warga yang menggantungkan hidup dari keindahan alam yang ada di Plentong.
Kuwu Ujunggebang Kusnato hafal betul perkembangan Pantai Plentong mulai dari nol. “Waktu saya kecil itu di daerah yang sekarang laut, masih ada daratan,” ujar Kusnato. Sekitar 30 tahun lalu 7 kilometer dari posisi bibir pantai saat ini merupakan daratan. Daratan itu merupakan sebuah dusun yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya pemerintahan desa, perekonomian, dan kegiatan lain. Namun dusun bernama Plentong itu kini telah hilang akibat abrasi yang sangat parah. “Saya prihatin sekali melihat terus menyusutnya wilayah daratan di sini,” keluh dia.
Selain karena tak adanya upaya pencegahan abrasi, wilayah pesisir Plentong pun dahulu gundul. Tak ada tanaman apapun di bibir pantai sehingga ombak laut bisa dengan mudah menggerus pasir Pantai Plentong secara perlahan. Kesadaran akan kerusakan lingkungan pun baru muncul dari masyarakat beberapa tahun ke belakang ini.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/11/PB7NCY9SoflDRUFRY8kfoWFZ86ZrR0olj1ybbVho.jpeg)
Masyarakat mulai sadar menanami bibir Pantai Plentong dengan ribuan pohon mangrove. Pohon mangrove itu ditanami untuk mencegah abrasi di pantai tersebut. Hasilnya saat ini mulai terasa dengan berkurangnya secara signifikan abrasi di sana. “Kami bersama masyarakat desa melakukan penghijauan. Masyarakat juga secara swadaya membangun penahan abrasi di Plentong,” ungkap Kusnato.
Secara perlahan masyarakat pun mulai tergerak untuk membenahi lingkungan yang ada di sana. Dengan bantuan dari berbagai pihak, mereka mengubah wajah Plentong menjadi lebih indah dipandang. Sarana permainan dan fasilitas lainnya mulai dibangun. Hal itu mulai menarik pengunjung untuk berwisata ke Plentong. “Bukan dari Indramayu saja, bahkan kebanyakan pengunjung dari wilayah Subang. Ini mungkin karena letaknya yang dekat dengan perbatasan Indramayu-Subang,” tuturnya.
Kusnato mengatakan, kurang lebih 3.000 orang setiap minggunya datang berkunjung ke Plentong. Banyaknya pengunjung membuat perekonomian warga sekitar ikut terangkat. Betapa tidak, banyak warga yang membuka usaha atau terlibat mengelola Pantai Plentong. “Masyarakat ikut sejahtera dengan ramainya Pantai Plentong. Kami bersyukur wilayah ini bisa memberikan penghidupan bagi warga,” ucap dia.