kievskiy.org

20 Rumah Rusak dan 1 Jembatan Terancam Putus Akibat Pergerakan Tanah Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya

Petugas dan warga memasang lampu penerangan di lokasi tenda darurat pengungsian di Kampung Citamiang, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kamis (27/2/2020). Pergerakan tanah membuat 20 rumah warga rusak dan satu jembatan terancam putus akibat pergerakan tanah di lokasi itu.*
Petugas dan warga memasang lampu penerangan di lokasi tenda darurat pengungsian di Kampung Citamiang, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir, Kamis (27/2/2020). Pergerakan tanah membuat 20 rumah warga rusak dan satu jembatan terancam putus akibat pergerakan tanah di lokasi itu.* /BPBD Kabupaten Tasikmalaya

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 20 rumah warga rusak di Kampung Citamiang, Desa Ciroyom, Kec‎amatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya akibat pergerakan tanah. Tenda-tenda pengungsian pun didirikan guna mengantisipasi kemungkinan ambruknya rumah-rumah tersebut.

Kejadian tersebut bermula saat hujan lebat mengguyur Citamiang, Minggu 23 Februari 2020, pukul 21.00 WIB. ‎Kendati tak makan korban jiwa, peristiwa itu membuat 21 warga Citamiang terancam kehilangan kediamannya karena rusak. Tak hanya rumah,  jembatan penghubung Desa Ciroyom dan Purwaraharja juga  berpotensi putus akibat pergeseran tiang penyangganya. 

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya dan unsur kepolisian dan TNI pun bergerak cepat guna mengatisipasi kemungkinan terburuk akibat bencana. ‎

Baca Juga: PT Pegadaian Bandung Ditargetkan Mampu Bukukan Outstanding Pembiayaan Rp 5 Triliun, Hingga Penghujung 2020

"Kemarin telah dibangun tenda pengungsian di lokasi aman sebanyak dua tenda berikut kelengkapan lainnya, seperti lampu dan sirene TOA," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya Dede Sudrajat‎ saat dihubungi, Kamis 27 Februari 2020.

Hari ini, lanjutnya, petugas juga menyerahkan pinjaman lampu penerangan, velbed serta tenda peleton untuk lokasi pengungsian warga.

Pendirian tenda darurat merupakan upaya mengatisipasi terjadi kerusakan lebih parah hingga ambruknya permukiman warga. Walau begitu, warga yang ingin menempati tenda sudah diperbolehkan saat ini. Hingga sekarang, warga masih beraktivitas seperti biasa di kediamannya masing-masing. Aparat desa pun bertugas memonitor kondisi dan aktivitas warga tersebut.

Baca Juga: Pelatih Arsenal Sebut Pierre-Emerick Aubameyang Tak Perlu Trofi untuk Tunjukan Kualitasnya

"‎Warga (diimbau) untuk waspada dan apabila terjadi hujan lebat segera berlindung di tenda pengungsian‎," ujarnya. Tak hanya tempat pengungsian, para petugas juga melakukan penyisiran retakan tanah dari mahkota retakan hingga ke dasarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat