PIKIRAN RAKYAT - Kereta komuter Jabodetabek memastikan tetap beroperasi meskipun kepala daerah meminta PT Kereta Api menghentikan operasional selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kendati demikian, ada beberapa perubahan skema operasional, dari yang sebelumnya beroperasi pukul 06.00, kini menjadi 04.30.
Perubahan jam operasional tersebut membuat antrean penumpang di Stasiun Bogor tidak terlalu menumpuk. Demikian diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim seusai meninjau pelaksanaan PSBB di Stasiun Bogor, Senin 20 April 2020.
“Situasi Stasiun Bogor lebih lengang. Ini karena kereta beroperasi sejak 04.30 WIB. Ini bentuk antisipasi, apalagi Senin ya biasanya kita melihat penumpukan penumpang sangat tinggi,” ujar Dedie.
Baca Juga: Pulang dari Lembang, Seorang Mahasiswa Tularkan COVID-19 di Asramanya di Jakarta
Menurut Dedie, perubahan jam operasional menjadi solusi bagi PT KAI, PT Kereta Commuter Indonesia, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek agar penerapan PSBB terjaga dengan baik.
Sebelumnya, lima kepala daerah, yakni Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, serta Kota dan Kabupaten Bekasi meminta PT KAI menghentikan operasional kereta komuter sementara. Berdasarkan hasil evaluasi masing-masing daerah, di beberapa stasiun masih terjadi penumpukan penumpang, sehingga konsep PSBB tidak bisa diterapkan.
“Dengan perubahan jadwal jadi lebih pagi, paling tidak ada jalan keluar untuk memastikan physical distancing dan social distancing dalam gerbong. Kita berharap, ada penurunan tingkat penyebaran Covid-19 di kawasan Jabodetabek, makanya konsistensinya harus dijaga,” kata Dedie.
Baca Juga: Kementerian Keuangan Prediksi Pengangguran di Indonesia Bertambah 5 Juta akibat COVID-19
Kurang disiplin
Sementara itu, sejak Kota Bogor menggulirkan PSBB, Rabu 15 April 2020, kesadaran masyarakat dalam menyikapi PSBB masih rendah. Masih banyak masyarakat yang diketahui belum mengenakan masker saat berada di luar rumah. Selain itu, masih ada beberapa sektor yang tidak dikecualikan masih tetap berkegiatan.