PIKIRAN RAKYAT - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, memastikan pasokan pupuk bersubsidi relatif aman. Langkah tersebut dilakukan untuk menjawab kekhawatiran petani akan terjadi kelangkaan pupuk.
Kepastiannya, setelah tim DKP3 Kota Sukabumi tidak hanya melakukan serangkaian memonitoring, tapi melakukan evaluasi ke lapangan untuk memastikan ketersediaan pupuk, terutama pupuk bersubsidi.
"Kita terjun ke lapangan untuk melihat ketersediaan pupuk dalam musim tanam ini. Hasilnya semua pupuk bersubsidi di Kota Suakbumi aman hingga musim tanah kedua hingga keempat. Petani tidak Perlu resah, isu telah terjadi kelangkaan pupuk, distribusi tidak terpengaruh dampak wabah corona (Covid-19)," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Andri Setiawan, Kamis 23 April 2020.
Baca Juga: Istrinya Meninggal Beberapa Bulan yang Lalu, Duda Empat Anak Ditemukan Tewas Mengambang
Andri mengatakan, kuota pupuk bersubsidi realokasi kedua musim tanam itu, terdiri dari urea 638 ton, SP-36 180 ton, ZA 103 ton, NPK 705, dan organik 291 ton.
Sementara kuotanya berdasarkan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Terindentifikasi April atau bersamaan musim tanam, kebutuhan pupuk urea 45,61 ton, SP-36 12,16 ton, ZA 8,01, NPK 51,96 ton, dan organik 22,43 ton. "Pasokan pupuk relatif aman. Sehingga petani tidak perlu cemas terjadi kelangkaan pupuk," kata Andri.
Penyerapan pupuk urea bersubsidi selama Januari-Maret 2020 di Kota Sukabumi, kata Andri, telah mencapai 236,36 ton. Rinciannya, Januari 87,32 ton, Februari 94,03 ton, dan Maret 55,01 ton. Untuk SP-36 selama Januari-Maret terserap 71,77 ton. Rinciannya, Januari 45 ton, Februari 11,98 ton, dan Maret 14,79 ton.
Baca Juga: Unpad Gunakan Nilai UTBK Sebagai Acuan Penilaian Jalur Mandiri
Sementara untuk pupuk ZA, katanya, sebanyak 30,30 ton. Yakni, Januari penggunaannya 10,01 ton, Februari 10,12 ton, dan Maret 10,17 ton. Sementara pupuk NPK selama Januari-Maret kebutuhannya sudah terealisasi sebanyak 239,41 ton.
Adapun penggunaannya, pada Januari sebanyak 96 ton, Februari 80,14 ton, dan Maret 63,27 ton. Sedangkan pupuk organik yang sudah digunakan selama Januari-Maret sebanyak 46,55 ton. "Pada Januari penggunaannya 0,30 ton, Februari 19,10 ton, dan Maret 27,05 ton," katanya.