PIKIRAN RAKYAT – Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya masih menelusuri kemungkinan fakta lain dalam kasus perundungan anak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua KPAID Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan kasus dugaan adanya perundungan terhadap FH (11) yang mengalami depresi hingga akhirnya meninggal dunia menjadi perhatian serius.
"Kami dalam hal ini terus melakukan pengawalan untuk menjadi peringatan, bahwa persoalan perundungan ini serius, harus jadi perhatian, khawatir ada keterlibatan orang dewasa," katanya kepada wartawan di Tasikmalaya, Senin.
FH sebelumnya menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya hingga mengalami depresi.
Ato menjelaskan puncak perundungan itu terjadi saat FH disuruh melakukan tindakan tidak senonoh terhadap kucing, kemudian aksinya direkam menggunakan telepon seluler.
Buntut tindakan itu, video perundungan itu viral, kemudian mengakibatkan FH trauma dan mengalami penurunan kondisi psikis, depresi hingga meninggal dunia.
Ato mengatakan tindakan teman-teman korban harus ditelusuri, karena bisa jadi ada indikator lain termasuk keterlibatan orang dewasa.
Ia menduga anak-anak tersebut pernah melihat tindakan asusila tersebut hingga terpikir meminta korban untuk mempraktekannya kembali.