kievskiy.org

Ornamen di Lokasi Semi Pedestrian Jadi Daya Tarik, tapi Tidak Ramah Difabel

Ilustrasi jalur difabel.
Ilustrasi jalur difabel. /Antara/Aloysius Jarot Nugroho

PIKIRAN RAKYAT - Pembangunan penataan kota berupa semi pedestrian di Jalan HZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, sudah rampung 100 persen.

Kini kawasan semipedestrian tersebut sudah banyak dikunjungi warga yang memanfaatkannya dengan berswafoto, baik pribadi maupun bersama keluarga dan kerabat.

Pemasangan ornamen berupa payung kuncup, lampu, dan kelom geulis ukuran besar di lokasi semi pedestrian Jalan HZ Mustofa menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat Kota Tasikmalaya untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Baca Juga: Jalur Pedestrian dan Sepeda Jalan Sudirman Lamban, DPRD Kota Bogor Pesimistis

Bahkan, masyarakat yang datang tidak hanya dari Kota Tasikmalaya, melainkan dari beberapa wilayah yang berdekatan dengan Kota Tasikmalaya seperti Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.

Tak heran jika kawasan yang baru dibangun pemerintah Kota Tasikmalaya dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp 9 miliar (Rp 5 miliar Jalan HZ, Rp 4 miliar Jalan Cihideung) tersebut setiap harinya menjadi destinasi wisata baru.

Di balik daya tarik kawasan semipedestrian tersebut, muncul sejumlah permasalahan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Beri Jokowi Masukan Soal Pemindahan Ibu Kota, Singgung Brasil dan Pedestrian

Salah satunya anggapan bahwa kawasan pedestrian yang dibuat di Jalan HZ dan Cihideng kurang berpihak terhadap keberadaan kaum difabel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat