kievskiy.org

Program Bebenah, 2.000 Rutilahu di Kabupaten Bekasi Diperbaiki Tahun Ini

SEORANG warga tinggal di rumah tidak layak huni di Kampung Pulo Gelatik, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi. Tahun ini Pemkab Bekasi menargetkan 2.000 perbaikan rutilahu.
SEORANG warga tinggal di rumah tidak layak huni di Kampung Pulo Gelatik, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi. Tahun ini Pemkab Bekasi menargetkan 2.000 perbaikan rutilahu. /TOMMI ANDRYANDY/”PR”

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kabupaten Bekasi memastikan program perbaikan rumah tidah layak huni (rutilahu) dilanjutkan tahun. Sedikitnya 2.000 rumah rusak masuk dalam target perbaikan dalam program bertajuk Bekasi Benah Nata Rumah (Bebenah) ini.

“Tahun ini kembali dilanjutkan program perbaikan rutilahu setelah sempat terkendala. Untuk mengejar target 5.000 rumah di 2022 mendatang, maka tahun ini sudah ditetapkan rumah yang bakal diperbaiki sebanyak 2.000 rumah,” kata Kepala Bidang Perumahan pada Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bekasi, Budi Setiawan, Minggu 28 Juli 2020.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bekasi 2017-2022, Pemkab Bekasi menargetkan perbaikan 5.000 rutilahu. Jumlah itu ditargetkan selesai pada 2022 mendatang.

Baca Juga: Godok Perwalkot, Pemkot Tasikmalaya Ingatkan Warga Jaga Protokol Kesehatan

“Target kami di setiap tahun ada 1.000 rumah yang diperbaiki. Hanya saja dalam perjalanannya terdapat sejumlah kendala,” ucap Budi.

Menurut Budi, memasuki tahun ketiga, baru sekitar 250 rutilahu yang berhasil diperbaiki. Sehingga masih terdapat 4.750 rutilahu yang belum diperbaiki. “Makanya mulai tahun ini ada 2.000 rutilahu, kemudian di 2021 ada 2.500 rutilahu lainnya yang juga diperbaiki. Asumsinya di 2022, dengan sisa hanya 250 rumah lagi bisa diperbaiki,” ucap dia.

Budi mengatakan, perbaikan rutilahu tidak termasuk dalam program yang terkena refocusing sehingga anggaran tidak dialihkan untuk penanganan Covid-19. Total anggaran perbaikan 2.500 rutilahu itu mencapai Rp 40 miliar.

Baca Juga: Objek Wisata Jawa Tengah Beroperasi, Ganjar: Tak Bisa Dikontrol Tutup Lagi!

“Untuk rutilahu ini tidak dipangkas karena merupakan belanja tidak langsung. Jadi programnya dapat terlaksana,” ucap dia.

Dengan anggaran tersebut, lanjut dia, setiap rutilahu akan mendapat Rp 20 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk pembelian bahan bangunan Rp 17,5 juta dan sisanya Rp 2,5 juta untuk jasa tukang. Budi mengakui anggaran tersebut terbilang minim, namun cukup untuk perbaikan rumah minimalis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat