kievskiy.org

Partisipasi Pemilih Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19 Rentan Merosot

KPU Kabupaten Tasikmalaya menggelar launching Pilkada KPU Kabupaten Tasikmalaya di Gedung Islamic Center Singaparna, Selasa, 7 Juli 2020.
KPU Kabupaten Tasikmalaya menggelar launching Pilkada KPU Kabupaten Tasikmalaya di Gedung Islamic Center Singaparna, Selasa, 7 Juli 2020. /Pikiran-rakyat.com/ Aris Mohamad F

PIKIRAN RAKYAT – Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Tasikmalaya tahun 2020 ini sangat rentan merosot dari pilkada-pilkada sebelumnya.

Pelaksanaan yang digelar ketika masa pandemi Covid-19 disinyalir sebagai tantangan bagi penyelenggara pemilu untuk mampu mendongkrak tingkat partisipasi publik dalam Pilkada.

Pada pelaksanaan Pilkada Bupati-Wakil Bupati Tasikmalaya tahun 2015 lalu, tingkat partisipasi pemilih hanya 60,33 persen saja dari 1.343.640 jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat di KPU Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: Statistik Persib: Tiga Pemain Tertua Skuad Maung Bandung di Liga 1 2020

Artinya hanya 810.668 jiwa saja yang mempergunakan hak pilihnya. Semenara 532.972 jiwa lainnya atau sekitar 39,67 persen lebih memilih untuk tidak memilih alias golput.

Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya meminta KPU yang akan menyelenggarakan Pilkada serentak 2020 mampu meningkatkan partisipasi pemilih.

Jangan sampai pelaksanaan Pilkada  di tengah wabah Covid-19 dijadikan alasan ketidaksiapan KPU dalam meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Baca Juga: Rata-rata Lama Sekolah di Jawa Barat Baru 8,3 Tahun

"Melalui event Pilkada Tasik diharapkan bisa menghasilkan pemimpin dan pemerintahan yang mempunyai kredibilitas yang baik. Sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu tinggi. Salah satu diantaranya kita harapkan netralitas KPU dalam Pilkada," jelas Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, seusai menghadiri launching Pilkada KPU Kabupaten Tasikmalaya di Gedung Islamic Center Singaparna, Selasa, 7 Juli 2020.

Jangan sampai, ungkap dia, dalam pelaksanaan Pilkada Tasikmalaya tahun ini, yang dimulai dengan biaya besar, pemikiran panjang dan sebagainya tidak berjalan baik.

Termasuk membangun kredibilitas tersebut adalah meningkatkan partisipasi masyarakat atau pemilih yang harus naik dan baik. Tidak 60 persen atau seperti Pilkada tahun lalu.

Baca Juga: Rencana Wamil Belum Pasti, 5 Member BTS Mulai Tempuh Kuliah S2

Ade melihat pelaksanaan Pilkada di tengah Covid-19 ini, memang tidak terlalu fisik, jangan dijadikan alasan tidak mampu meningkatkan partisipasi masyarakat datang ke TPS. Karena masalah partisipasi masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya lebih kepada antusiasme masyarakat kepada pemilu itu sendiri.

"Kita contohkan, untuk Pilkada dan Pilgub serta Pilpres yang notabene didukung oleh fasilitas yang lebih baik, TPS lebih banyak dan tugas banyak, tetapi kalah dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa," sindir Ade.

Padahal, jelas Ade, jika dilihat dari fasilitasnya dalam pelaksanaan Pilkades sedikit, hanya ada satu TPS di tingkat desa, tetapi ternyata antusias masyarakat untuk menyalurkan suaranya lebih tinggi.

Sehinggan, ia mengatakan, masalah partisipasi pemilih tidak melihat ke pandemi Covid-19. Akan tetapi bagaimana KPU bisa melakukan edukasi kepada masyarakat bahwa Pilkada ini penting. Maka tugas menyukseskan Pilkada ini adalah tugas bersama termasuk membantu keterbatasan KPU dalam penyelenggaraannya.

"Kita sangat mengharapkan di Pilkada Tasikmalaya ini adalah bagaimana menjamin hak warga negara untuk memberikan hak politiknya," kata Ade.

KPU dengan seluruh jajarannya termasuk Bawaslu, tambah Ade, harus dapat melaksanakan tugas dan amanahnya. Agar bagaimana para calon dapat saling memberikan pengertian dan edukasi kepada masyarakat.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya Zamzam Zamaludin mengatakan, pelaksanaan Pilkada Tasikmalaya di dalam kondisi Covid-19, terutama kaitan dengan tingkat partisipasi masyarakat atau pemilih memang menjadi tantangan bagi KPU. 

"Menjadi tantangan tersendiri bagi KPU dalam penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Tasikmalaya. Untuk hari ini, kami di tengah kesulitan juga dengan anggaran dan banyaknya pembatasan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa," ungkap dia.

Maka, Zamzam mengatakan, KPU memiliki berbagai macam strategi, salah satunya agar bagaimana informasi terkait dengan aturan dan tahapan pilkada itu sampai langsung kepada seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya.

Sampai saat ini KPU Kabupaten Tasikmalaya sudah mencontoh berbagai macam media kaitan sosialisasi ini, agar bagaimana masyarakat tahu sehingga dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya dan tahapan pilkada bisa terbangun.

"Diharapkan masyarakat tetap ikut berpartisipasi untuk datang ke TPS. Kami berharap juga pada 9 Desember nanti wabah Covid-19 ini bisa berakhir dan menurun," ungkap dia.

Zamzam menargetkan tingkat partisipasi masyarakat atau pemilih di Pilkada Tasik di tengah wabah Covid-19 ini adalah 77,5 persen. Adapun untuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk di Pilkada Tasik, lanjut dia, tetap tidak begitu banyak perubahan 1,37 juta.

"Peningkatan jumlah DPT ini, karena adanya penambahan dari jumlah pemilih pemula," ujar Zamzam.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat