kievskiy.org

Konflik Kasepuhan Cirebon Belum Usai, Mediasi oleh Wali Kota Gagal

Keraton Kasepuhan Cirebon, keraton yang dulu dirintis Sunan Gunung Jati.
Keraton Kasepuhan Cirebon, keraton yang dulu dirintis Sunan Gunung Jati. /Dok. Keraton Kasepuhan Cirebon Dok. Keraton Kasepuhan Cirebon

PIKIRAN RAKYAT - Pertemuan antara Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali dan Sultan Sepuh XV Luqman Zulkaedin berakhir buntu.

Dalam pertemuan yang difasilitasi Pemda Kota Cirebon, Sultan Sepuh Aloeda II memilih walkout karena Sultan Luqman tidak hadir dan diwakili kerabatnya, RR Alexandra Wuryaningrat serta Patih Sepuh PR Goemelar Soerjadiningrat.

Pertemuan dihadiri Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. Insiatif Wali Kota Azis untuk mengupayakan perdamaian ini muncul setelah ada rencana Sultan Aloeda II menutup dan menggembok akses loket di Keraton Kasepuhan.

Semula, penutupan akan dilakukan Rabu lalu, tetapi Pemkot Cirebon bersedia memfasilitasi pertemuan kedua sultan tersebut. Mediasi dimulai pukul 13.00, Kamis 24 November 2022 di ruangan Kanigaran Balai Kota Cirebon.

Baca Juga: Diguyur Hujan Lebat hingga Air Tak Terbuang ke Laut, Kelurahan Kasepuhan Cirebon Diterjang Banjir Rob

Sultan Aloeda II keluar dari ruangan sekitar pukul 14.30. Saat diwawancarai, Sultan Aloeda II mengakui pertemuan itu memang buntu karena Sultan Luqman tidak hadir.

"Kami meminta pimpinan daerah untuk kembali mempelajari sejarah kemudian mengambil sikap atas apa yang terjadi, berdasarkan fakta-fakta, fakta sejarah dan fakta hukum, silakan cek semua," ujar Sultan Aloeda II seperti dilaporkan kontributor "PR" Agung Nugroho.

Ia juga meminta Pemkot Cirebon mengecek bangunan Keraton Kasepuhan.

"Bagaimana anggaran yang masuk (ke Keraton Kasepuhan) dan sebagainya, pelajari sejarah, pelajari dokumen, lalu bisa menyimpulkan," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat