kievskiy.org

Keluh Pelajar Tak Ada Kuota Ketinggalan Pelajaran, Jaringan Internet Mandiri Dibangun, akan Gratis

Ilustrasi. Siswa kelas 11 IPA SMAN 1 Soreang mengikuti kegiatan Belajar Jarak Jauh (BJJ) melalui jaringan internet di ruang  komputer di kampus SMAN 1 Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (13/7/2020). Hari pertama tahun ajaran baru 2020, pemerintah masih menetapkan belajar melalui daring, kendati masih banyak sejumlah kelauhan terkait BJJ.
Ilustrasi. Siswa kelas 11 IPA SMAN 1 Soreang mengikuti kegiatan Belajar Jarak Jauh (BJJ) melalui jaringan internet di ruang komputer di kampus SMAN 1 Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (13/7/2020). Hari pertama tahun ajaran baru 2020, pemerintah masih menetapkan belajar melalui daring, kendati masih banyak sejumlah kelauhan terkait BJJ. /Pikiran-Rakyat.com/Ade Mamad Pikiran-Rakyat.com/Ade Mamad

PIKIRAN RAKYAT - Kebahagiaan dirasakan warga Kampung Limushideung Desa Cibunar dan Desa Mekarsari, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat menyusul adanya jaringan internet mandiri di daerah mereka. Bagaimana tidak, saat ini mereka tak lagi kesulitan mendapatkan akses internet apalagi dengan harga yang terbilang murah.

"Adanya jaringan internet mandiri di kampung ini tentu sangat besar manfaatnya bagi kami. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini dimana sebagai pelajar, kami harus belajar secara online," komentar salah seorang warga, Syakila Nurhilmi (17) yang juga siswa kelas 12 SMA Al Madinah, Cibatu.

Menurut Syakila, program yang diprakarsai salah seorang warga Limushideung ini bukan hanya mempermudah warga untuk mendapatkan jaringan internet. Lebih dari itu, program ini juga sangat membantu warga mengurangi beban mengingat harganya yang terbilang sangat murah.

Baca Juga: 19 Tahun Silam, Petaka Bom Renggut 5 Korban Meninggal Dunia di 2 Gereja Jakarta Timur

Ketika di kampungnya ini belum ada program jaringan internet mandiri, kata Syakila, biasanya ia membeli paket seharga Rp 75 ribu untuk satu bulan. Itupun kadang sinyal internetnya enggak ada sehingga sangat mengganggu apalagi ketika sedang belajar bahkan terkadang tugas dari guru pun tak terkirim.

Keberadaan jaringan interet mandiri ini diakui Syakila bukan hanya membantu dirinya karena pelaksanaan sistem pembelajaran online yang semakin lancar. Lebih dari itu, program ini juga sangat membantu orang tuanya yang selama ini sering kewalahan ketika dimintai uang untuk membeli kuota mengingat harganya yang cukup mahal.

Ungkapan senada dilontarkan warga lainnya, Nazmi Aulia Nursamsi (15). Siswi kelas 10 SMK PGRI Selaawi ini merasa sangat terbantu dengan adanya jaringan internet mandiri di kampungnya ini. Apalagi selain harganya yang murah, jaringannya pun tak kalah bagus dibandingkan provider yang selama ini digunakannya.

Baca Juga: Update Perkembangan Zona Risiko Covid-19 di Jatim, Khofifah Ungkap Tinggal 3 Zona Merah

Menurut Nazmi, di masa pandemi Corona seperti ini, pemakaian internet menjadi lebih penting lagi. Hal ini dikarenakan sistem pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara tatap muka akan tetapi dilaksanakan secara online.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat