kievskiy.org

Dulu Membangunnya Berdarah-darah, Dedi Mulyadi Kecewa Kampung Sate Maranggi Plered Jadi Kumuh

Dedi Mulyadi saat mengunjungi Kampung Sate Marangi yang saat ini kumuh.*
Dedi Mulyadi saat mengunjungi Kampung Sate Marangi yang saat ini kumuh.* /Pikiran-Rakyat.com/Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT - Pasar Kampung Sate Maranggi di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta terkesan kumuh. Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat yang juga mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kecewa melihatnya.

"Saya waktu itu sampai berdarah-darah membangun Pasar Sate Maranggi ini untuk bisa seperti sekarang," kata Dedi Mulyadi di lokasi, Rabu 5 Agustus 2020.

Kedatangannya itu hanya singgah sebelum melakukan reses ke lokasi lain tak jauh dari sana.

Baca Juga: Dijuluki Kota Santri, Forum Pesantren Peduli Tasikmalaya Dukung Pasangan Iwan dan Iip

Dedi Mulyadi pun menyarankan pemerintah daerah setempat untuk melakukan penataan hingga pengintegrasian dengan sentra kerajinan gerabah khas Plered. Konsep tersebut diklaim berhasil ia terapkan di wilayah Kabupaten Subang.

Menurutnya, Kampung Sate Maranggi yang digagas sekitar 2012 lalu itu memiliki pemandangan unik di belakangnya yakni stasiun dan rel kereta api. Namun, pemandangan tersebut kini justru terhalang oleh lapak pedagang liar.

Selain itu, banyak spanduk pedagang yang menghalanginya sinar matahari sehingga di dalam pasar menjadi sedikit gelap. Penampilan pasar yang kumuh ditambah dengan pandemi Covid-19 membuat jumlah pembeli semakin berkurang.

Baca Juga: Dua Pejabat Pemkab Sukabumi Terindikasi Melakukan Pelanggaran

"Kalau hari libur bisa (terjual) 1.500-an tusuk sate atau 15 kilogram daging dalam sehari. Sekarang paling 200-an tusuk," kata Beti, salah seorang pedagang Sate Maranggi di pasar tersebut. Ia pun mendukung rencana pemerintah daerah untuk membenahi tempatnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat