kievskiy.org

Polisi Minta Waktu Selidiki Kasus Pengeroyokan Anak SD oleh Kakak Kelas di Sukabumi

 Satreskrim Polres Sukabumi Kota sampai saat ini sudah memeriksa 15 orang saksi terkait kasus dugaan pengeroyokan yang menyebabkan siswa kelas III SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia. Namun, jajaran kepolisian meminta waktu sebelum tentang penyebab kematian korban.
Satreskrim Polres Sukabumi Kota sampai saat ini sudah memeriksa 15 orang saksi terkait kasus dugaan pengeroyokan yang menyebabkan siswa kelas III SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia. Namun, jajaran kepolisian meminta waktu sebelum tentang penyebab kematian korban. /Pikiran Rakyat/Herlan Heryadie

PIKIRAN RAKYAT - Jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi Kota sudah memeriksa 15 orang saksi terkait kasus dugaan kekerasan atau pengeroyokan yang menyebabkan seorang siswa kelas 3 SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia pada Sabtu, 20 Mei 2023. Kepolisian meminta waktu untuk mengungkap penyebab kematian korban serta menyimpulkan secara utuh terkait perkara tersebut.

Kapolres Sukabumi Kota, Ajun Komisaris Besar Ari Setyawan Wibowo, meminta waktu agar jajarannya bisa membuka perkara ini secara utuh, bukan berdasarkan asumsi dan informasi-informasi liar yang beredar. Ari berjanji akan mengungkap secara utuh, normatif, objektif dan prosedural sesuai dengan aturan yang berlaku dalam waktu dekat.

“Dengan adanya kejadian tersebut, kami meminta Kapolsek Sukaraja dan Kasat Reskrim beserta jajarannya melakukan penyelidikan. Kami kerja estafet. Saat ini sudah memeriksa 15 saksi baik pihak keluarga, pihak sekolah, teman korban dan pihak rumah sakit. Semuanya kooperatif. Kami pastikan kepolisian akan melaksanakan penyelidikan secara normatif, objektif, dan prosedural,” kata Ari kepada awak media pada Senin, 22 Mei 2023.

Ari mengatakan,penanganan perkara yang melibatkan anak-anak perlu penanganan khusus. Selain itu, penyidik pun sampai saat ini harus bekerja ekstra mencari keterangan dari berbagai pihak. Di sisi lain, pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap korban sehingga proses penyelidikan memerlukan waktu lebih lama.

Baca Juga: BEM UI Soroti Tak Adanya Perubahan Setelah 25 Tahun Reformasi: Hanya Palsu Belaka!

“Beri kami waktu untuk melakukan penyelidikan secara utuh agar bisa segera gelar perkara, sehingga bisa menyimpulkan secara utuh terkait penyebab pasti anak meninggal dunia. Kami sudah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit tapi beri waktu untuk melakukan pemeriksaan secara utuh. Hasil visum sudah keluar, tapi belum bisa kami sampaikan. Setelah semua terkumpul secara utuh baru akan kami sampaikan kepada publik,” tuturnya.

Sebelumnya, seorang anak SD meninggal dunia setelah diduga dikeroyok 3 orang kakak kelasnya. Peristiwa itu dilakukan di sekolah. Korban yang sempat kritis selama tiga hari di rumah sakit, akhirnya meninggal dunia pada Sabtu, 20 Mei 2023. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, korban sempat menyebutkan nama pelaku yang menganiaya berinisial AZ. Namun, karena suaranya sudah tidak terdengar jelas, oleh pihak keluarga tidak ditelusuri. Inisial AZ yang sempat disebut korban ternyata ada 4 orang di sekolah tersebut.

Baca Juga: Satire Keluarga David: Sarankan Mario Dandy Jadi Duta Free Kick karena Punya 'Prestasi'

Kakek korban, HY, mengatakan, korban awalnya korban mengaku dikeroyok pada Senin, 15 Mei 2023. Korban kemudian mengeluh sakit kepada orang tuanya saat pulang ke rumahnya. "Saya bilang ke korban, kalau sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu saja di rumah. Namun saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16 Mei 2023)," ujar HY.

Lebih lanjut, HY mengatakan, karena korban kejang-kejang, lalu ia membawanya ke RS Primaya pada Rabu, 16 Mei 2023. Kepada dokter dan keluarganya, korban tidak berani terus terang bahwa ia habis dikeroyok oleh kakak kelasnya. Walaupun dipaksa bicara, tetap korban tidak mau mengakui bahwa ia sudah dianiaya. "Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. Dari situ korban baru mengakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh tiga orang kakak kelasnya," ujar HY.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat