kievskiy.org

Cerita Pedagang Sayur di Bekasi Bisa Pergi Haji, Hasil Menabung Belasan Tahun Berbuah Manis

Ilustrasi haji.
Ilustrasi haji. /Pixabay/Konevi

PIKIRAN RAKYAT - Senyum semringah tidak berhenti terpancar dari wajah Misnem. Di balik keriputnya, nenek 72 tahun ini tak kuasa menahan rasa bahagia setelah menerima undangan ke Baitulharam.

“Alhamdulillah dikasih rezekinya sama Allah,” ujar Misnem di kediamannya, Kampung Pendeuy, RT 003/RW 001 Desa Karangsatu, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi.

Senyum itu sepertinya senyum kemenangan atas perjuangan yang dilakukannya belasan tahun terakhir. Bagaimana tidak, Misnem hanya seorang pedagang sayur keliling yang berusaha menyisihkan sedikit keuntungan untuk berangkat haji.

Keikhlasan dan kesabarannya itu membuatnya kini masuk dalam daftar jemaah yang akan diberangkatkan pada musim haji tahun ini. Ya, setelah belasan tahun menabung, Misnem akan pergi berhaji tahun ini.

Kepada wartawan, Misnem menyampaikan bagaimana keinginannya yang kuat pergi haji. Dengan berbekal tabungannya sebesar Rp6 juta, Misnem memberanikan diri daftar haji, belasan tahun lalu. Kendati tidak tahu apakah mampu melunasi sisa biayanya, namun Misnem yakin Allah akan menolongnya.

“Awalnya nabung, punya uang Rp6 juta, terus ke bank, katanya ada dana talangan (untuk pergi berhaji), terus sampai bank nyetor duit. Kata bank kalau enggak lunas setahun nanti ibu bayar bunga tiga juta rupiah. Kita mah oke aja,” ucapnya.

Baca Juga: Kisah Haru Calon Jemaah Haji Asal Majalengka, Nabung 20 Tahun Hasil Jualan Opak

Dorong Gerobak

Di usianya yang tidak muda lagi, Misnem masih giat berjualan sayur. Seusai salat subuh, nenek dengan enam anak ini bergegas pergi ke pasar. Dia berbelanja berbagai sayuran untuk dijual kembali. “Pulang dari pasar jam 8an, langsung beres-beres. Nah habis salat duhur, mulai keliling,” kata dia.

Dengan mendorong gerobak, dia menjajakan dagangannya keliling kampung. Dari raut wajahnya, terlihat Misnem sudah mulai letih mendorong gerobak berukuran besar itu. Namun, dia sadar, inilah pekerjaan yang dijalaninya.

Misnem berkeliling kampung dari tengah hari hingga menjelang sore, terkadang menjelang petang. Hasilnya, dia memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp30.000-50.000. Tidak banyak memang, namun itu selalu disyukurinya. Rasa syukur ini yang kemudian membawanya berangkat ke tanah suci.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat