kievskiy.org

Hujan Interupsi, Sengitnya Paripurna Saat Siswa SMA Menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bekasi

Para siswa menduduki kursi anggota dewan di Ruang Rapat Utama Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Selasa, 13 Juni 2023.
Para siswa menduduki kursi anggota dewan di Ruang Rapat Utama Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Selasa, 13 Juni 2023. /Pikiran Rakyat/Tommi Andryandy

PIKIRAN RAKYAT - Mikrofon itu tak berhenti menyala tatkala para peserta rapat paripurna silih berganti melancarkan interupsi. Penuh rasa ingin tahu dan sedikit semangat pemberontakan, berbagai pertanyaan dilontarkan para anggota dewan “palsu”.

Ya, paripurna kali ini tidak diisi oleh para anggota dewan yang terhormat, melainkan para siswa sekolah menengah atas yang merasakan menjadi wakil rakyat. Kegiatan ini merupakan realisasi dari dibukanya wisata industri di Kabupaten Bekasi. Selain mengunjungi pabrik-pabrik, mereka pun menyambangi Gedung DPRD Kabupaten Bekasi.

Kali ini, Selasa 13 Juni 2023, ratusan siswa datang dari SMAN 8 Kota Bekasi. Mereka lantas memasuki ruang rapat utama yang digunakan sebagai tempat sidang paripurna. Ratusan siswa itu duduk di kursi undangan, dan puluhan siswa yang beruntung duduk di kursi anggota dewan. Ada pula yang duduk di kursi kehormatan bupati.

Mereka tampak terkesima dengan ruang rapat yang luas dan megah. Belum lagi ruangan berpendingin udara serta kursi anggota dewan yang nyaman. Beruntung, kenyamanan itu tidak membuat terlena.

Baca Juga: Fadly Faisal Diisukan Kumpul Kebo dengan Rebecca Klopper, Ibu RT Ungkap Fakta Sebenarnya

Pada simulasi paripurna yang digelar, para siswa ini tetap bersikap kritis. Hujan interupsi tercipta pada sidang yang dipimpin para kepala bagian di Sekretariat Dewan DPRD Kabupaten Bekasi ini. Serunya suasana ini bahkan melebihi paripurna sungguhan yang digelar anggota dewan.

Silih berganti siswa menyalakan mikrofon untuk menyampaikan pernyataan dan pertanyaan. Bahkan, salah seorang siswa maju ke podium untuk menyampaikan pandangannya.

“Saat ini siswa sudah dipakai kurtilas (kurikulum 2013) tapi sudah menggunakan kurikulum merdeka di mana setiap siswa harus mengerjakan berbagai project. Tapi kenapa sekolah tidak membiayai project tersebut dan malah membebankan kepada siswa. Ini yang menjadi pertanyaan kami semua,” ucap Syafira salah seorang siswa.

Baca Juga: Simon Cowell, Sang Juri Kontroversial yang Membentuk Industri Musik Dunia

Syafira mengaku gugup untuk mengeluarkan pendapatnya. Namun, dia meyakini, pendapat tersebut harus diungkapkan agar menjadi perhatian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat