kievskiy.org

Empat Desa di Majalengka Kesulitan Air, Warga Terpaksa Bergantung pada Satu Sumber Air

Sejumlah warga dari empat desa di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka tengah mengambil air dari pipa yang dialirkan dari Curug Mananti, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Sejumlah warga dari empat desa di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka tengah mengambil air dari pipa yang dialirkan dari Curug Mananti, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Sabtu, 5 Agustus 2023. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Warga di empat desa di Kecamatan Bantarujeg dan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka alami kesulitan air bersih. Untuk memperoleh air bersih, mereka harus mengantri di satu sumber air di Blok Babakansari, Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg.

Keempat desa yang mengalami kesulitan air bersih tersebut adalah Desa Babakansari dan Bantarujeg, Kecamatan Bantarujeg serta Desa Jagahayu dan Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih.

Menurut keterangan sejumlah warga krisis air yang melanda keempat desa tersebut sudah berlangsung sekira tiga bulan lalu. Air bersih yang biasa mengalir ke rumah mereka dari sumber mata air Curug Mananti, Kecamatan Lemahsugih, tidak bisa naik ke wilayah mereka.

Akhirnya pipa air berukuran 3 inci diputus di sebuah lembah Blok Babakansari, tepatnya pinggir jalan sebelum Jembatan Cilutung. Dari pipa tersebut masyarakat di empat desa mengantri mengambil air atau mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga.

Baca Juga: Sejumlah Sawah di Majalengka Terancam Kekeringan, Sumber Air Tak Bisa Dimanfaatkan

Disampaikan Nasah, Garniah dan Dodo warga Babakansari, warga dari sejumlah desa mengantri mengambil air serta mencuci sejak pagi hingga tengah malam. Beberapa di antaranya ada yang mengambil air dengan menggunakan jeriken ukuran 20 liter diangkut dengan sepeda motor.

Bagi yang memiliki kendaraan dan toren besar, banyak juga yang mengambil air dengan menggunakan toren berisi 500 hingga 1.200 liter yang diangkut dengan kendaraan bak terbuka.

Dodo dan Indra, misalnya, masing-masing membawa dua toren kapasitas 500 dan 1.000 liter dan sejumlah jeriken yang diangkut dengan kendaraan bak terbuka. Mereka mengaku tiap hari mengambil air dengan alasan air sebanyak itu habis dalam satu hari

Untuk mengalirkan air dari pipa ke toren yang disimpan di atas kendaraan ditarik dengan mesin pompa air berkapasitas 6 inci. Setelah toren dan jeriken hingga galon air mineral terisi penuh mereka baru melepas pipa dan mematikan mesin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat