kievskiy.org

Lahirkan Ratusan Atlet yang Harumkan Nama Bangsa, Jeram Legendaris dan Bersejarah Itu Hanya Kenangan

Bebatuan menyembul di Sungai Citarum perbatasan Cisameng, Kabupaten Bandung Barat dan Bantarcaringin, Kabupaten Cianjur, Rabu 26 Agustus 2020. Pasokan air untuk jeram Bantarcaringin yang menjadi lokasi berlatih para pegiat arung jeram di Citarum kini menjadi minim.
Bebatuan menyembul di Sungai Citarum perbatasan Cisameng, Kabupaten Bandung Barat dan Bantarcaringin, Kabupaten Cianjur, Rabu 26 Agustus 2020. Pasokan air untuk jeram Bantarcaringin yang menjadi lokasi berlatih para pegiat arung jeram di Citarum kini menjadi minim. /Pikiran-Rakyat.com/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Sungai Citarum, Jawa Barat, pernah menjadi tonggak pertama lahirnya olahraga arus deras atau arung jeram di Indonesia.

Sungai itu menjadi primadona hingga melahirkan istilah pegiat arung jeram belum khatam atau paripurna jika belum mengarungi Citarum.

Kini, nyaris seluruh jeram-jeram Citarum yang menjadi daya tarik para pengarung arus deras itu lenyap.

Bantarcaringin, jeram legendaris terakhir Citarum di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur turut lenyap.

"PR" menelusuri jejak jeram terakhir Citarum yang melahirkan para atlet arum jeram lokal Jabar berprestasi tersebut.

Jembatan PLTA Rajamandala yang baru dibangun di perbatasan KBB dan Kabupaten Cianjur tersebut menjadi saksi lenyapnya jeram Bantarcaringin Sungai Citarum.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 di Kabupaten Bogor: 10 Orang Dikonfirmasi Positif, 6 Laki-laki dan 4 Perempuan

Batu-batu menyembul dengan aliran air Citarum yang kelewat tenang. Beberapa tahun lalu, aliran air hasil muntahan pembuangan PLTA Saguling begitu kencang dengan suara menderu melintasi jeram sepanjang dua kilometer tersebut.

Bantarcaringin adalah surga pegiat olah raga deras. Kejuaraan nasional hingga dunia pernah digelar di sana.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat