kievskiy.org

Mengenal Budidaya Padi Salibu, Panen Bisa 7 Kali Setahun

Panen padi salibu digelar oleh Pokja Agraria Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis) di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (15/12/2023).
Panen padi salibu digelar oleh Pokja Agraria Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis) di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (15/12/2023). /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo

PIKIRAN RAKYAT - Budidaya padi salibu/mener (tanpa tandur) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi pangan di Jawa Barat. Teknik budidaya padi salibu bukan hanya mengefisiensikan penanaman, tetapi juga meningkatkan produktivitas karena panen dapat dilakukan hingga 7 kali dalam setahun.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Jabar Dadan Hidayat menyampaikan hal itu di sela acara panen padi salibu di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat, 15 Desember 2023. Acara tersebut digelar oleh Pokja Agraria Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis).

"Bahwa dalam satu tahun pemanfaatan lahan bisa produktif sekali. Bisa tanam satu kali, tapi memanen bisa sampai tujuh kali. (Budidaya padi salibu) ini, kan, menjadi suatu solusi bagaimana kita meningkatkan produksi pangan di Jawa Barat," kata Dadan.

Dia menuturkan, padi salibu sebetulnya bukan metode baru budidaya padi, tetapi memang belum digunakan secara masif oleh para petani di Jabar. Padahal, teknik salibu bisa menghemat pekerjaan, waktu, dan biaya karena tak perlu pengolahan lahan dan penanaman ulang.

"Selain tentunya dampak efisiensi, karena kita ingin bagaimana menyejahterakan para petani, yang salah satu caranya adalah dengan mengurangi semaksimal mungkin biaya produksi. Salah satunya itu dengan menggunakan teknik salibu ini," katanya.

Meskipun budidaya padi salibu bisa lebih efisien dan produktif, Dadan mengakui bahwa penerapannya oleh para petani masih perlu sosialisasi, termasuk dengan melibatkan akademisi. Dia menekankan, DTPH Jabar tetap berupaya meningkatkan produktivitas pertanian.

"Kami melaksanakan program pemerintah, bagaimana meningkatkan produksi melalui pendekatan indeks pertanaman empat kali. Jadi, sekarang petani masih dikenalkan pada bagaimana caranya meningkatkan produksi melalui peningkatan indeks pertanaman," katanya.

Dadan mengatakan, pada 2024, DTPH Jabar berencana meningkatkan indeks pertanaman padi dari tiga kali menjadi empat kali dalam setahun. Hal itu, kata dia, akan coba diterapkan pada lahan sawah seluas sekitar 110.000 hektare.

"Jadi kalau ukurannya adalah produksi, pada 2023 ini diperkirakan produksi padi kita ada di angka 9.060.000 kilogram gabah kering giling. Ini kurang dari produksi tahun 2022 yang mencapai 9.433.000 ton gabah kering ini, ada selisih kurang lebih sekitar 350 ribu ton," katanya.

Penurunan produktivitas pertanian itu, jelas dia, tak lepas dari fenomena El Nino yang menimbulkan kekeringan. "(El Nino) sangat terasa sekali dampaknya, secara nasional kelihatannya produksi beras berkurang hampir 1 juta ton pada 2023 ini," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat