kievskiy.org

Industri Tekstil Majalaya Dihantui Tarif Listrik Tinggi dan Alat Produksi Tak Memadai

Noneng Komara Nengsih dalam acara
Noneng Komara Nengsih dalam acara /Dok. Indag Jabar

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu sektor industri yang menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat adalah tekstil dan produk tekstil (TPT). Menurut data BPS, serapan tenaga kerja sektor industri TPT terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan di tengah pandemi Covid-19.

Namun, industri TPT tengah mengalami pasang-surut dan sedang dihadapkan dengan berbagai tantangan. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Noneng Komara Nengsih dalam acara "Promosi Bersama: Fashion Show Kreativitas Produk Tenun Unggulan Majalaya dan Sekitarnya" di Aula Satpel Pengembangan Industri Pertekstilan Majalaya, Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Minggu, 17 Desember 2023.

Noneng mengutip buku "Mendorong Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil Buku Analisis Pembangunan Industri di Tengah Pandemi 2021 Edisi III",  yang menunjukkan setidaknya ada 10 tantangan yang dihadapi industri TPT.

Di antaranya, daya saing industri TPT dalam negeri belum cukup mampu untuk kembali mendorong ekspansi ekspor. Selain itu, derasnya impor dari negara-negara dengan efisiensi yang kian membaik seperti Bangladesh dan Vietnam.

"Tantangan selanjutnya relatif tingginya tarif dasar listrik (TDL) bagi industri TPT. Kemudian, adanya permintaan kenaikan upah setiap tahunnya serta bayang-bayang aksi unjuk rasa pekerja. Lalu masih banyaknya perusahaan tekstil lokal yang menggunakan mesin-mesin pemintal tua sehingga proses produksi menjadi tidak efisien dan efektif," tutur Noneng.

Selain itu, masih rendahnya produktivitas karena faktor teknologi, mesin, serta kualitas, dan kompetensi SDM menjadi tantangan.

Noneng Komara Nengsih dalam acara
Noneng Komara Nengsih dalam acara

"Relatif masih mahalnya suku bunga kredit secara ekonomi pun jadi tantangan, begitu pula prosedur pengajuan kredit bank yang relatif masih banyak persyaratan bagi IKM," ucapnya.

Terakhir, tantangan infrastruktur publik yang masih perlu ditingkatkan, dan masalah mentalitas masyarakat yang lebih menyukai dan mempercayai barang-barang impor, meskipun dengan kualitas yang lebih rendah.

"Menjawab tantangan itu, kami terus berupaya melakukan promosi investasi industri. Di antaranya promosi dan perluasan pasar baik ke pasar domestik, seperti kegiatan kita kali ini. Kegiatan gelar pameran produk dan bazar produk tenun yang diharapkan mampu kembali mengenalkan produk tenun hasil dari Majalaya," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat