kievskiy.org

Karangligar Karawang Banjir Lagi, Warga Sindir Pemerintah yang Cuma Bisa Kirim Mi Instan dan Perahu

Masjid Al'Ikhlas di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, terendam air banjir kiriman, Kamis, 4 Januari 2024.
Masjid Al'Ikhlas di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, terendam air banjir kiriman, Kamis, 4 Januari 2024. /Pikiran Rakyat/Dodo Rihanto

PIKIRAN RAKYAT - Banjir kembali menerjang Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Kali ini, air bah menggenangi permukiman warga di tiga RT desa tersebut pada Kamis, 4 Januari 2024 sejak pukul 2.00 WIB. Ini merupakan banjir kedua yang melanda wilayah itu banjir pada pekan pertama 2024.

Banjir itu merupakan kiriman dari wilayah lain karena sebelumnya di Karawang tidak turun hujan. Dipastikan air banjir berasal dari bagian hulu Sungai Cibeet yang kemudian meluap di bagian hilir yang termasuk wilayah Kabupaten Karawang.

Kondisi tersebut disesalkan salah seorang warga Karangligar, Asep Saefulloh. Menurutnya, desa tempat kelahirannya itu semakin rentan terhadap sergapan air bah.

Padahal, lanjut Asep, sebelumnya Desa Karangligar terbilang aman dari banjir karena memang letaknya cukup jauh dari Sungai Cibeet. Namun, sejak belasan tahun terakhir, Karangligar tak pernah luput dari terjangan air bah.

"Kami sudah meminta pemerintah mengatasi masalah ini secara konkret dan komprehensif. Artinya, penanganan banjir bukan sebatas mengirim logistik seperti mi instan dan perahu karet saat banjir melanda," ujar Asep Saefulloh.

Dusun gumbal-gembol

Menurutnya, setiap hujan mengguyur di hulu Sungai Cibeet, beberapa jam kemudian air luapan sungai ini dengan mudah membanjiri ratusan permukiman warga. Mereka terpaksa harus meninggalkan rumah kendati kantuk masih menggelayut.

"Setiap banjir datang, warga harus terusir dari rumahnya masing-masing. Mereka hanya mampu membawa barang seadanya dengan cara digembol. Akhirnya, dusun kami kerap dijuluki 'Dusun Gumbal-Gembol'," kata Asep sambil tersenyum getir.

Dijelaskannya, banjir yang menyergap Desa Karangligar mulai terjadi sejak tahun 2007. Sejak itu, bencana banjir menjadi langganan di desanya.

Saat musim penghujan tiba, warga Karangligar, bisa belasan kali mengungsi dalam satu bulan. Bahkan, mereka bisa tidak pulang selama berminggu-minggu.

"Kendati cuaca sedang cerah, banjir tak urung memasuki permukiman kami jika di hulu Sungai Cibeet turun hujan," kata Agus Tohari, warga terdampak banjir lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat