/photo/2024/01/12/1333764176.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memastikan ketaatan perusahaan di Jawa Barat dalam menekan angka kecelakaan kerja selama 12 Januari 2024 hingga 12 Februari 2024.
BPJS Ketenagakerjaan Jabar mencatat, jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2023 mencapai 60.858, atau meningkat dibandingkan 2022 yang tercatat 46.027 kasus.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat menggelar peringatan bulan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) nasional tingkat Jabar tahun 2024. Selama sebulan, pengawas Ketenagakerjaan melakukan evaluasi terhadap 200.000 lebih perusahaan di Jawa Barat dalam hal penerapan K3 di perusahaan mereka masing-masing.
Tak hanya itu, pengawas tenaga kerja pun akan mengawasi perusahaan mengenai program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja, pembina keselamatan, dan kesehatan kerja di perusahaan.
Didominasi kecelakaan di dalam kantor
Kepala Disnakertrans Jabar Teppy Wawan Dharmawan mengatakan, angka kecelakaan kerja tahun 2023 maupun tahun-tahun sebelumnya didominasi oleh kecelakaan kerja yang terjadi di internal lingkungan di kerja perusahaan. Misalnya terjatuh, terkilir, hingga menyebabkan gangguan fisik yang fatal seperti patah tulang atau anggota tubuh tergilas mesin.
Namun, ada juga kecelakaan kerja yang terjadi di luar perusahaan yaitu ketika para pegawai dalam perjalanan menuju kantor perusahaan atau bahkan sepulang dari pekerjaannya itu pun dihitung sebagai angka kecelakaan kerja
Teppy pun mengklasifikasikan angka kecelakaan kerja pun terjadi pada industri menengah ke bawah atau industri padat karya. Industri tersebut banyak menggunakan tenaga manusia atau sumber daya manusia yang banyak hal itu berbeda dengan industri padat modal yang banyak menggunakan mesin atau teknologi itu cenderung minim angka kecelakaan kerja
Terlepas dari hal tersebut, pihaknya bertekad untuk menekan angka kecelakaan kerja tahun 2024 ini berkurang, bahkan nihil. Diakui dia, memang butuh upaya luar biasa karena jumlah perusahaan di Jabar cukup banyak. Tidak dimungkiri angka kecelakaan tinggi di Jabar karena jumlah perusahaannya juga banyak.
Meski demikian, untuk mencegah angka kecelakaan kerja, pihaknya mengoptimalkan peran unit di wilayah-wilayah. Selain itu, pihaknya membentuk satuan pengawas tenaga kerja sejak 2017 lalu.