kievskiy.org

Cuaca Ekstrem Sebabkan Gelombang Tinggi di Jawa Barat, Ratusan Kapal Nelayan Rusak

Ilustrasi. Gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem di Jawa Barat bagian selatan menyebabkan ratusan kapal nelayan rusak.
Ilustrasi. Gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem di Jawa Barat bagian selatan menyebabkan ratusan kapal nelayan rusak. /Pixabay/Roger Mosley

PIKIRAN RAKYAT - Gelombang tinggi menghantam kawasan pesisir Jawa Barat bagian selatan, mulai dari Garut hingga Sukabumi. Ratusan kapal nelayan rusak sehingga nelayan untuk terpaksa meninggalkan jaring mereka untuk sementara.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey T. Machmudin, turun langsung ke salah satu titik yang terdampak gelombang tinggi itu yakni kawasan Pantai Rancabuaya, Garut, Kamis, 14 Maret 2024.

“Ada 3 lokasi di Garut yakni Rancabuaya, Cibalong, dan Cimarimuara. Yang paling banyak rusak kapalnya di sini, Rancabuaya, total 142 kapal, di Cibalong 17 kapal. Tidak ada korban jiwa, ” katanya. Bey mengatakan, kapal nelayan yang rusak akibat gelombang tinggi juga terjadi di Sukabumi.

Bey menginstruksikan agar didirikan dapur umum karena nelayan tidak mungkin melaut selama gelombang tinggi.

Berdasarkan informasi BMKG, gelombang tinggi masih akan terjadi di wilayah pesisir Jabar Selatan. Oleh karena itu, Bey menyarankan agar para nelayan tidak melaut terlebih dahulu.

“Belum boleh, disarankan BMKG sampai tanggal 20 Maret tidak melaut,” tuturnya.

Menurut Bey, jika setelah tanggal 20 Maret gelombang masih tinggi, kemungkinan larangan untuk melaut masih berlaku.

Bey menilai, baik nelayan dan warga, harus memprioritaskan keselamatan terlebih dahulu dibanding memaksakan menangkap ikan di laut. “Kami memikirkan. Kami menyiapkan dapur umum di lokasi ini, karena mereka kehilangan pendapatan dalam beberapa hari ini, kami juga usahakan untuk menarik kapal, oleh Dishub, dengan derek,” katanya.

Bey pun memastikan akan ada bantuan untuk perbaikan kapal para nelayan. Namun, skema bantuan masih harus dibahas oleh para pihak terlebih dahulu. Hal yang sama juga menurutnya akan dilakukan di Palabuhan Ratu, Sukabumi. “Perlakuannya sama, imbauannya sama, sampai tanggal 20 Maret tidak boleh melaut dulu,” tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat