kievskiy.org

Angin Puting Beliung di Subang, Puluhan Rumah Roboh Saat Warga Tarawih

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Subang melakukan penanganan pascabencana angin puting beliung di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Kamis, 14 Maret 2024.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Subang melakukan penanganan pascabencana angin puting beliung di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Kamis, 14 Maret 2024. /Pikiran Rakyat/Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT - Angin puting beliung merusak 20 unit rumah di Desa Tanjungtiga, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi puluhan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang, Udin Jazudin, mendapat laporan pada Rabu, 13 Maret 2024 malam. “Kejadiannya itu sekira pukul 19.30, saat warga sedang salat tarawih,” katanya kepada Pikiran Rakyat, Kamis, 14 Maret 2024.

Menurut kesaksian warga dan para korban, angin kencang tiba-tiba terjadi saat hujan turun cukup lebat. Angin yang diyakini puting beliung itu berlangsung selama beberapa menit saja sehingga warga tidak sempat mengamankan diri.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Subang melakukan penanganan pascabencana angin puting beliung di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Kamis (14/3/2024).
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Subang melakukan penanganan pascabencana angin puting beliung di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Kamis (14/3/2024).

Tidak ada laporan korban terluka akibat tertimpa material bangunan yang terbawa angin. Beberapa orang penghuni rumah juga sedang tidak ada di lokasi karena melaksanakan salat tarawih di masjid terdekat.

“Bangunan yang rusak beragam, dari mulai kerusakan ringan sampai dengan rusak berat. Bahkan, puing-puing bangunannya sampai ada yang terbawa angin ke tengah sawah sekitar 50 meter dari lokasi semula,” tutur Udin setelah meninjau lokasi bencana.

Dari hasil pendataan petugas BPBD Subang, terdapat 10 rumah dan empat kandang ternak yang mengalami kerusakan paling parah. Kerusakan rata-rata terjadi pada bagian atap rumah, tapi ada pula dinding yang ambruk sehingga tidak bisa dihuni kembali oleh pemiliknya.

7 keluarga mengungsi

Sebanyak tujuh keluarga mengungsi ke rumah saudaranya masing-masing yang tidak terdampak angin kencang. Mereka diduga mengalami trauma sehingga enggan kembali ke rumahnya untuk menghindari bencana susulan.

Meskipun para korban memilih rumah saudaranya, Udin mengakui tetap menyediakan tenda darurat lengkap dengan bantuan makanan untuk para korban. “Itu sudah jadi SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam penanganan bencana,” ujarnya.

Lebih lanjut, BPBD Subang mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai bencana alam saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Bencana alam seperti angin kencang, banjir, dan longsor diperkirakan masih rentan terjadi hingga akhir Maret 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat