kievskiy.org

Longsor Tol Bocimi Lahirkan Lubang Besar, kok Bisa?

Seorang petugas mengawasi lobang besar menganga di Tol Bocimi Km 64 pada Rabu malam. Satu mobil Isuzu Panther terperosok masuk lubang.
Seorang petugas mengawasi lobang besar menganga di Tol Bocimi Km 64 pada Rabu malam. Satu mobil Isuzu Panther terperosok masuk lubang. /Antara/Istimewa

PIKIRAN RAKYAT - Longsor terjadi di Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) KM 64, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi pada Rabu, 3 April 2024.

Longsor mengakibatkan ruas jalan di KM tersebut alami amblas hingga membuat sebuah mobil minibus terperosok ke dalam lubang besar.

Berdasarkan hasil analisis sementara PT Wakita Karya (Persero), longsor diduga terjadi akibat gerusan air yang dipicu oleh hujan deras di sekitar lokasi kejadian.

"Diduga longsor terjadi karena gerusan air akibat hujan deras sekitar lokasi. Saat ini Manajemen PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Toll Road sedang melakukan peninjauan lokasi untuk memastikan penanganan dan melihat kondisi keseluruhan ruas Tol Bocimi," kata Corporate Secretary PT Waskita Toll Road Alex Siwu melalui pers rilis.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi dua orang penumpang mobil berjenis Isuzu Panther dilaporkan alami luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Dugaan Penyebab Jalan Amblas

Dikutip dari Portal Knowledge Management System yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kerusakan jalan pada umumnya memang disebabkan oleh pengaruh air.

Untuk itu perlu diidentifikasi kerusakan atau tidak berfungsinya sarana-sarana drainase jalan yang meliputi drainase permukaan jalan, drainase bawah permukaan tanah, dan drainase lingkungannya.

Adapun kesalahan umum yang mungkin dapat mengakibatkan jalan rusak atau patah seperti yang terjadi di Tol Bocimi, diduga diakibatkan oleh faktor-faktor berikut.

  1. Penempatan kedalaman yang kurang tepat danaman terhadap permukaan jalan sehingga rusak atau patah akibat beban lalu lintas.
  2. Jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan gorong-gorong kurang memenuhi syarat untuk dapat menahan beban lalu-lintas. Bila tidak kuat maka gorong-gorong akan patah dan permukaan jalan akan amblas sehingga air tidak mengalir melalui gorong-gorong. Hal ini mengurangi fungsi kemiringan melintang perkerasan jalan sebagai drainase permukaan jalan.
  3. Penentuan dimensi gorong-gorong tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditetapkan sehingga kemungkinan debit yang masuk ke dalam goronggorong lebih besar melebihi kapasitas gorong-gorong. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada permukaan jalan dan menyebabkan gorong-gorong rusak.
  4. Penetapan lokasi gorong-gorong tidak memperhatikan aliran dari daerah sekitarnya atau aliran alamiah, termasuk penetapan lokasi inlet dan outlet gorong-gorong. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada permukaan jalan dan menyebabkan gorong-gorong rusak.
  5. Kemiringan gorong-gorong tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditetapkan, di mana kemiringan yang terbaik antara 0,5 persen - 2persen dan tergantung pada lokasinya.
  6. Penempatan gorong-gorong tidak melihat kondisi di lapangan. Sementara gorong-gorong yang berfungsi juga untuk drainase bawah permukaan jalan dan atau termasuk drainase lingkungan maka penempatannya adalah tergantung dari kondisi terrain-nya. Kesalahan penempatan dan desain gorong-gorong akan menyebabkan terjadinya genangan air atau banjir pada lingkungan di sekitar jalan termasuk badan jalan yang mengakibatkan kerusakan konstruksi jalan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat