kievskiy.org

Toleransi Beragama di Bekasi: Bangun 6 Rumah Ibadah Berdampingan, Ayat Suci 6 Agama Dibacakan

Peletakan batu pertama pembangunan enam rumah ibadah di Kabupaten Bekasi.
Peletakan batu pertama pembangunan enam rumah ibadah di Kabupaten Bekasi. /Pikiran Rakyat/Tommy Andryandy

PIKIRAN RAKYAT - Kampanye toleransi umat beragama makin digencarkan di Kabupaten Bekasi. Salah satu wujud konkretnya adalah pembangunan 6 rumah ibadah sekaligus di dalam satu kompleks di Kawasan Jababeka, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Peletakan batu pertama pembangunan 6 rumah ibadah itu dipimpin oleh Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan, Senin, 13 Mei 2024. Dani menegaskan, seluruh tempat ibadah ini akan dibangun di atas lahan yang sama, luas yang sama, tetapi dengan kekhasan yang berbeda-beda.

Peletakan batu pertama pembangunan enam rumah ibadah di Kabupaten Bekasi.
Peletakan batu pertama pembangunan enam rumah ibadah di Kabupaten Bekasi.

“Pembangunannya bisa bersamaan dengan luasan lebar, luas dan tingginya sama, meskipun bentuknya tentu beda sesuai dengan kekhasan yang ada di rumah ibadahnya masing-masing. Nantinya, diharapkan di lokasi ini muncul pemikiran-pemikiran tentang moderasi agama dan menjadi bagian dari wisata religi di Kabupaten Bekasi,” kata Dani.

Peletakan batu pertama dilakukan di enam titik pembangunan, mulai dari titik masjid, gereja, vihara, klenteng, maupun pura. Pada saat pembukaan kompleks rumah ibadah ini, dilantunkan ayat-ayat dari enam kitab suci masing-masing agama. Nuansa syahdu dan khidmat terasa saat ayat-ayat suci ini dilantunkan oleh masing-masing pemuka agama.

“Tujuannya, pembangunan ini adalah untuk tempat edukasi bagi masyarakat Kabupaten Bekasi khususnya generasi muda mengenai Bhinneka Tunggal Ika, keberagamaan umat beragama. Dengan adanya rumah ibadah, meskipun bukan untuk ibadah yang sifatnya massal, tapi untuk edukasi dan wisata religi yang melengkapi wisata industri yang terus berkembang di Kabupaten Bekasi,” ucap dia.

Masyarakat heterogen

Sebagai daerah dengan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, Kabupaten Bekasi kerap menjadi tujuan bagi warga pendatang. Kehadiran warga pendatang ini lantas melahirkan masyarakat yang heterogen, hidup dalam keberagaman.

Pada satu sisi, keberagaman memunculkan keunikan hingga membentuk kebudayaan yang majemuk. Di sisi lain, keberagaman kadang menimbulkan friksi. Kendati begitu, dalam dua tahun terakhir, konflik yang terjadi di Kabupaten Bekasi kian berkurang.

Bahkan, berbagai persoalan yang berkaitan dengan izin pembangunan tempat ibadah kini kian berkurang. Kondisi ini dilandasi komitmen pemerintah daerah yang bergerak aktif merangkul seluruh lapisan masyarakat dan mendukung penuh peran dari Forum Kerukunan Umat Beribadah.

“Alhamdulillah dalam dua tahun terakhir sudah sangat kondusif sehingga FKUB gencar sekali melakukan kegiatan bersama lintas agama, baik melalui diskusi, olah raga bersama atau bagi takjil bersama. Bahkan perayaan MTQ kemarin pun dilakukan bersama. Sedangkan terkait izin rumah ibadah sekarang sudah lebih lancar sesuai dengan peraturan yang berlaku, sepanjang syarat administrasi terpenuhi langsung kami terbitkan izinnya,” ucap Dani.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat