/photo/2024/07/01/3669342394.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang resmi ditinggalkan Acep Jamhuri per 1 Juli 2024. Tak hanya sebatas itu, Acep pun menyatakan mundur sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) karena akan maju sebagai salah satu kontestan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Karawang.
Acep Jamhuri menyatakan pengunduran dirinya di hadapan ratusan ASN pada apel pagi yang dilangsungkan di Plaza Pemkab Karawang pada Senin, 1 Juli 2024. Hanya saja acara pamitan dari Acep tidak disaksikan Bupati Aep Syaepuloh dan pejabat eselon II kecuali Asisten Daerah I, Eka Sanatha.
Kabarnya Aep dan pejabat tinggi pratama lainnya pada waktu yang sama sedang mengikuti upacara HUT Bhayangkara tingkat Kabupaten Karawang di Lapang Karangpawitan. Tak pelak acara apel pagi saat itu hanya diikuti para staf dan pejabat eselon III.
Alasan pilih pensiun
Dalam kesempatan itu, Acep sempat menyampaikan pesan agar para juniornya di ASN tetap jaga kondusifitas, netralitas dan integritas. "Saya harap kondusifitas tetap terjaga," katanya.
Acep menjelaskan juga mengapa dirinya memilih pensiun dini dan memilih terjun ke dunia politik. Padahal masa pensiunnya sebagai ASN masih 4 tahun lagi.
"Saya ingin tetap mengabdi kepada masyarakat lebih lebih masif lagi," katanya.
Kantongi surat tugas dari Demokrat dan Golkar
Saat ditanya tentang Parpol yang bakal mengusungnya dalam Pilkada nanti, Acep belum mau terbuka. Padahal, saat itu yang bersangkutan sudah mengantongi surat tugas dari Partai Demokrat dan Golkar.
"Politik itu serba dinamis perubahan-perubahannya. Saya bukan pimpinan partai, pengurus pun bukan," ujarnya sambil menyontohkan bagaimana dinamisnya partai yang sebelumnya sempat deklarasi mengusung petahana tetapi tak jelas kelanjutannya.
Menanggapi kabar yang katanya bakal berpasangan dengan kader Gerindra Gina Fadlia Swara, Acep juga menjawab diplomatis bahwa dirinya pun belum bisa memastikan seperti apa dalam beberapa hari ke depan jelang pendaftaran di KPU.
Termasuk ditanya kemungkinan terburuk dari persoalan hukum yang sedang dihadapinya, Ajam hanya mengatakan bahwa skenario Allah SWT tidak ada yang tahu. "Kalau saya memang harus menjalani seperti itu, saya jalani. Yakin saja pada qodarullah. Saya juga mau nyalon bupati tidak didasari oleh hawa nafsu," katanya.***