PIKIRAN RAKYAT - Bakal calon Gubernur Jawa Barat Ilham Habibie mengaku tidak mempermasalahkan orangtua yang mewariskan jabatan kepada anaknya. Asalkan, anak tersebut punya kemampuan dan kapasitas yang sesuai dengan fungsi jabatannya. Komentar tersebut disampaikan Ilham saat disinggung isu politik dinasti lantaran berlabel 'anak mantan presiden'.
"Kalaupun ada seorang bapak mewarisi satu jabatan kepada anaknya, asal anak itu berkemampuan tidak menjadi soal sebetulnya," kata Ilham di Hotel Grand Mercure, Kota Bandung.
Namun, menurutnya, mewariskan jabatan kepada anak harus mengedepankan sistem meritokrasi yang didasarkan pada prestasi dan kemampuan individu.
"Meritokrasi harus kita tegakkan. Kalau tidak kita tegakkan, itu sulit untuk kita berkembang. Menjadi pimpinan itu memang harus begitu," ujar Ilham.
Enggan Dikaitkan Politik Dinasti
Anak pejabat maju menjadi calon kepala daerah hingga wakil presiden menjadi isu yang mewarnai pesta demokrasi tahun ini. Namun, Ilham menegaskan isu tersebut tidak relevan dengannya.
"Memang benar saya mengandung nama seperti ayah saya. Namun saya nyalon tahun 2024, ayah saya meninggal tahun 2019. Jadi, sudah 5-4 tahun yang lalu (Habibie meninggal) dan menjabat 25 tahun yang lalu," kata Ilham.
Baginya, politik dinasti adalah proses menurunkan kekuasaan dari orangtua kepada anaknya secara langsung. Terkait pencalonannya di Pilgub Jabar 2024, Ilham menyebut tidak ada politik dinasti yang terikat dengannya.
"Kalau dilihat sebagai dinasti yang turun menurun, ayah kasih kepada anak, kasih kepada cucu, tidak seperti itu. Jadi, memang mungkin dari segi nama ada kesan dinasti, tapi saya sekarang lebih karena meritokrasi, bukan dinasti,” tutur putra sulung Presiden ke-3 RI BJ Habibie itu.
Mimpi Ilham
lham mengungkapkan mimpi besarnya yang ingin diwujudkan jika terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2024-2029. Ilham mengaku tidak begitu mengejar jabatan, melainkan ingin memajukan Jawa Barat dari berbagai bidang.