kievskiy.org

Gelagat Aneh Pegi Setiawan Saat Tes Psikologi Forensik Diungkap Kuasa Hukum Polda Jabar

Pegi Setiawan, tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Pegi Setiawan, tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon. /Antara/Raisan Al Farisi

PIKIRAN RAKYAT - Dalam sidang lanjutan praperadilan Pegi Setiawan dalam kasus pembunuhan Eky dan Vina di Cirebon pada 2016, tim kuasa hukum Polda Jawa Barat mengungkapkan temuan hasil tes psikologi forensik yang dilakukan terhadap tersangka. Pegi Setiawan, yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan, menunjukkan kecenderungan berbohong dan sikap manipulatif. Hal itu diungkapkan oleh tim kuasa hukum.

"Kesadaran normal, penampilan lusuh, kurang merawat diri dan tampak lelah, kurus dan di lengan tangan bagian kanan tato warna bintang," sebut salah satu kuasa hukum Polda Jabar saat membacakan hasil tes psikologi forensik, Selasa, 2 Juli 2024.

Sidang praperadilan Pegi Setiawan di Pengadilan Negeri Bandung ditunda selama sepekan.
Sidang praperadilan Pegi Setiawan di Pengadilan Negeri Bandung ditunda selama sepekan.

Dalam pemeriksaan, Pegi Setiawan sering gelisah, menghindari kontak mata, dan menunjukkan perilaku cemas seperti memegang tangan dan menggaruk kepala. Ia juga membutuhkan waktu lama untuk menjawab pertanyaan, seringkali memberikan jawaban "tidak tahu" dan berbicara terbata-bata. Meski demikian, tidak ada tanda-tanda disorientasi waktu dan ruang atau gangguan persepsi yang terdeteksi.

Perbedaan keterangan

Tim kuasa hukum juga menyoroti bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam keterangan yang diberikan oleh Pegi dan saksi lain, Rudi Irawan, yang berkaitan dengan peristiwa yang sama, menambah indikasi sifat manipulatif Pegi. Selain itu, riwayat pelanggaran hukum Pegi, seperti tidak memiliki SIM, menggunakan sepeda motor tanpa surat lengkap, serta keterlibatan dalam penggunaan obat terlarang yang pernah membuatnya ditangkap di Polsek Gunung Sari Cirebon, juga dipaparkan dalam sidang.

Saat diperlihatkan foto Eky dan Vina, Pegi menunjukkan perubahan emosi yang mencolok. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa ia mengetahui peristiwa pembunuhan tersebut. Hal ini menambah bobot tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Dedi Mulyadi, yang turut hadir dalam sidang untuk mendampingi keluarga Pegi, menegaskan peranannya dalam menyajikan keterangan secara objektif dari semua pihak yang terlibat. "Tugas saya adalah menyajikan keterangan semua pihak dari kanan, kiri, bawah, atas, tengah secara objektif sehingga narasinya dibaca sempurna oleh publik," ujarnya.

Dedi juga menggarisbawahi pentingnya advokasi sosial, terutama bagi banyak orang yang harus menghentikan pekerjaannya akibat terlibat dalam kasus hukum, sehingga tidak bisa menafkahi keluarga dan kerap kali tidak punya ongkos untuk menghadiri pemeriksaan di berbagai tempat.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat