kievskiy.org

Nakes Covid-19 di Majalengka Akan Terima Honor Khusus, Bupati: Wajib Konsumsi Vitamin C dan Susu

Para petugas kesehatan dari Dinas kesehatan Kabupaten Majalengka bersiap untuk menjalankan tugasnya sebagai pengambil spesimen dan petugas pendata beberapa waktu lalu.
Para petugas kesehatan dari Dinas kesehatan Kabupaten Majalengka bersiap untuk menjalankan tugasnya sebagai pengambil spesimen dan petugas pendata beberapa waktu lalu. /Pikiran-rakyat.com/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Karena bekerja berat dan penuh risiko terhadap kesehatan diri dan orang lain, para petugas kesehatan yang menangani Covid-19 baik petugas swab, dokter ataupun perawat, Pemerintah Kabupaten Majalengka memberikan honorarium khusus.

Ditambah lagi, multivitamin ketika mereka menjalankan tugas kesehariannya.

“Mereka ini rentan terpapar virus karena berhubungan langsung dengan pasien Covid-19, mereka juga punya keluarga, ketika pulang tentu berkomunikasi, dan keluarganya juga rentan terpapar manakala tidak menjaga diri, berat beban tugas mereka,” ungkap Bupati  Majalengka Karna Sobahi ketika bicara soal petugas kesehatan pencari pasien Covid-19, Rabu, 21 Oktober 2020.

 Baca Juga: Unikom dan PR Sepakat Perkuat Kewirausahaan Media

Disampaikan Bupati honor bagi petugas kesehatan ini bervariasi disesuaikan dengan tugas dan kerja yang mereka lakukan. 

Hanya bagi petugas swab mereka diberikan honorarium khusus setiap kali mereka melakukan tindakan pengambilan spesimen ataupun tugas lapangan.  Mereka pun diharuskan mengkonsumsi vitamin C dan susu yang disiapkan oleh pemerintah melalui Dinas Kesehatan.

“Mereka wajib mengkonsumsi multivitamin, vitamin C, dan susu disediakan. Selain mereka di rumahnya juga tentu mengkonsumsi vitamin dan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuhnya,” ungkap Bupati.

 Baca Juga: Berontak saat Digeruduk Polisi, Spesialis Perampokan SPBU Bandung Dihadiahi Timah Panas

Untuk menurunkan angka risiko terhadap penularan Covid menurut Bupati adalah melakukan edukasi yang terus menerus terhadap masyarakat agar mereka bisa mengenakan masker setiap saat, bersedia mencuci tangan dan tidak terus berkerumun. Tidak menganggap sepele terhadap penyakit Covid.

Masyarakat sendiri sebetulnya telah mengetahui bagaimana menyebar virus terjadi, masyarakat juga percaya adanya penyakit Corona yang mudah menyebar antara orang ke orang, antara orang ke benda dan antara benda ke orang. Itu terbukti ketika adanya pasien Covid, masyarakat berupaya menjauhinya, mengasingkannya walaupun yang sakit adalah tetangganya. Seolah penyakit tersebut adalah aib, penyakit yang memalukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat