kievskiy.org

Makna Hari Tasyrik, Bolehkah Berpuasa?

Ilustrasi Hari Tasyrik.
Ilustrasi Hari Tasyrik. /Pexels/Sam Rana.

PIKIRAN RAKYAT - Hari Tasyrik merupakah tiga hari setelah Idul Adha, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam bahasa Arab, Tasyrik berasal dari kata syaraqa yang berarti matahari terbit atau menjemur sesuatu.

Hari Tasyrik punya keistimewaan tersendiri bagi umat Islam karena menjemur atau mendendeng daging kurban di bawah teriknya matahari.

Namun pada Hari Tasyrik, umat muslim dilarang berpuasa. Mengapa demikian?

Larangan puasa ini muncul karena pada Hari Tasyrik, umat muslim sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai olahan dari daging kurban. Larangan tersebut dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari, seperti berikut:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

"Dari Ibnu Umar RA, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji." (HR. Bukhari No. 1859)

Dalam riwayat lain, Hari Tasyrik juga disebut sebagai hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

"Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hari Arafah, Hari Idul Adha, dan Hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa’i No. 2954)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat