PRLM -- Berawal dari ‘iseng’ mengisi stand jajanan di sebuah acara awal juni lalu, muncul ide, yang akhirnya membuka wawasan baru sebuah bisnis rumahan yang cukup menjanjikan. Dengan label yang agak ‘unik’, Ibu Nani awalnya memasarkan produknya ini secara online melalui sebuah akun Facebook.
Menurut penuturan dari beberapa orang penikmat cemilan ini, awalnya tergiur dengan bentuk tampilan dan nama produknya yang ‘agak aneh’, tapi belakangan konsumen mulai melakukan repeat order setelah mencicipi rasanya yang gurih dan renyah.
Pertama kali membuat cemilan ini, awalnya cukup dilakukan sendirian di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga; membuat adonan, menggoreng, mengemas hingga mengirimkan pesanan lewat kurir. Namun dengan membanjirnya pesanan, termasuk dari grosir-grosir toko kue kering dalam jumlah yang cukup besar, ‘terpaksa’ halaman belakang rumahnya yang terletak di Cikeruh, Jatinangor, Sumedang disulap jadi tempat produksi dan kini telah memberdayakan pekerja sebanyak 5-7 orang.
Saat ini, produknya cukup beragam, mulai dari Telor Gabus Ketan Pandan, Telor Gabus Wijen, Pangsit Goreng dan Ulat Keju.
Cara pengolahannya yang bersih dan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, selain menempatkan produk ini sebagai makanan yang berkelas, juga cemilan yang sehat. Ibu Nani, sang empunya, sambil berseloroh mengatakan, “Pokoknya, dijamin matak tatagiheun!
"Menyambut bulan Ramadan dan menjelang Lebaran, produk ini cukup pantas disajikan untuk menjamu keluarga dan kerabat," katanya sedikit berpromosi.
Ini adalah suatu contoh, bagaimana mengelola suatu industri rumahan yang tidak saja harus bersaing dengan ribuan produk industri makanan, mengandalkan intuisi dan ide-ide sederhana, sekaligus memanfaatkan teknologi jejaring sosial sebagai sarana pemasaran yang murah dan dalam waktu relatif singkat. Tentunya selain untuk menambah penghasilan, juga membuka lapangan pekerjaan baru.
Bagi yang penasaran dan ingin berbagi pengalaman, bisa mengklik akun facebook-nya : https://www.facebook.com/kikiripikans.nona. (A-108)***