kievskiy.org

Utang Indonesia Membengkak, Ekonom: Jokowi Ini Raja Utang dan Negara Jadi Makin Otoriter

Presiden Joko Widodo (depan) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (belakang).
Presiden Joko Widodo (depan) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (belakang). /Instagram.com/smindrawati Instagram.com/smindrawati

PIKIRAN RAKYAT - Pakar ekonomi alias ekonom dari Institute for Developmet of Economics and Finance (INDEF) Prof. Didik Rachbini menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai 'Raja Utang' lantaran tidak bisa mengendalikan keuangan negara.

Walaupun dibantu Menteri Keuangan Sri Mulyani, Presiden Jokowi tampaknya membiarkan utang terus menumpuk dan tak kunjung diantisipasi. Inilah yang membuat Prof. Didik Rachbini memberi gelar 'Raja Utang' kepada Presiden Jokowi.

Prof. Didik Rachbini menuding pemerintahan Presiden Jokowi mulai 'ugal-ugalan' dalam mengontrol keuangan negara sejak 2019, menjelang periode kedua Presiden Jokowi yang dikenal dengan Kabinet Indonesia Maju.

Baca Juga: Setelah Okky Bisma, RS Polri Kembali Serahkan Jenazah Korban Sriwijaya SJ 182 kepada Keluarga

Sebagaimana dikabarkan Galamedianews.com dalam artikel "Sebut Pemerintah Ugal-ugalan, Ekonom Senior INDEF Juluki Pemerintahan Jokowi sebagai Raja Utang", Presiden Jokowi sudah terlalu banyak menyembunyikan utang.

Alhasil, utang-utang yang membengkak gara-gara pemerintahan Presiden Jokowi nyaris tidak dipermasalahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

"Pemerintah ugal-ugalan. Sejak 2019 zaman Jokowi utang itu terus bertumpuk-tumpuk tidak pernah dikendalikan," ujarnya dalam diskusi daring Pergerakan Indonesia Maju (PIM) bertajuk 'Outlook 2021: National Economic Outlook', Kamis 14 Januari 2021.

Baca Juga: Akun Donald Trump Ditangguhkan Permanen, CEO Twitter: Tepat

"Ini disembunyikan Rp 921,5 triliun, tidak dibahas di DPR, tetapi yang dibahas Rp 446,3 triliun SBN (Surat Berharga Negara). Sedangkan Rp 475,2 triliun untuk membayar jatuh tempo," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat