PIKIRAN RAKYAT - Terkait proses vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI juga sedang mempertimbangkan permintaan agar kegiatan vaksinasi dapat dilakukan saat bulan puasa Ramadhan 2021, meski pada malam hari.
Sehubungan dengan hal itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa vaksinasi tak membatalkan puasa, hal itu setelah diputuskan melalui rapat pleno membahas pelaksanaan vaksinasi Covid-19 saat Ramadhan.
Kendati begitu, Komisi Fatwa MUI juga merekomendasikan pemerintah dapat melakukan vaksinasi Covid-19 pada malam hari, untuk mengantisipasi adanya calon penerima vaksin yang kondisi fisiknya lemah setelah menjalani puasa.
Menanggapi kebijakan tersebut, Ketua Satgas Covid-19 dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban tidak sependapat dengan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatakan orang yang puasa menjadi lemah.
Baca Juga: [UPDATE] Virus Corona di Indonesia per 18 Maret 2021: Kasus Aktif Naik Jadi 131.753 Pasien
Baca Juga: Masalah Fuel Pump, 90 Ribu Unit Daihatsu Xenia dan Terios Kena Recall
Hal tersebut diungkapkan Prof Zubairi Djoerban yang juga selaku dokter onkologi itu melalui cuitan dalam akun Twitter pribadinya.
“Saya setuju dengan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyarankan vaksinasi dilakukan pada malam hari saat Ramadan. Tapi, saya tidak setuju dengan pernyataan MUI yang bilang bahwa seseorang yang puasa itu akan jadi lemah. Itu tidak benar,” tulis Prof Zubairi.
Dalam hal ini, Prof Zubairi mengatakan bahwa banyak penelitian yang menunjukkan efek positif dari orang berpuasa. Yakni mulai dari meningkatkan imunitas, membantu detoksifikasi, hingga mengurangi massa lemak.
Baca Juga: Diduga Jadi Pemilik Hotel Prostitusi, Artis Cynthiara Alona Dibekuk Kepolisian