PIKIRAN RAKYAT - Virus corona tidak berhenti di varian SARS-Cov-2 dan B117, yang menjangkiti warga Indonesia.
Kasus mutasi N439K yang telah ditemui di benua lain, kini mulai terdeteksi di Indonesia.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyatakan, telah ditemukan nyaris 50 kasus mutasi N439K di Indonesia.
Dokter onkologi di RS Kramat, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menuturkan apa saja yang perlu masyarakat ketahui tentang varian ini.
Baca Juga: Pakistan Blokir TikTok Lagi, Juru Bicara Aplikasi Beri Pembelaan
Baca Juga: Disparbud Jabar Ajak Warga Kunjungi Tiga Destinasi Unggulan Sumedang
Menurut Profesor Zubairi, varian N439K diduga muncul dua kali secara terpisah. “Pertama kali itu di Skotlandia. Pada waktu awal pandemi. Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa—dan saat ini sudah sampai Indonesia,” tuturnya, melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, 13 Maret 2021 siang.
Dia menyatakan, N439K ini sebenarnya telah dianggap hilang saat penguncian diberlakukan di Skotlandia.
Baca Juga: Gelontorkan Investasi Rp5,2 Triliun, Honda Bakal Relokasi Pabrik dari India ke Indonesia
Baca Juga: Rosé BLACKPINK Raup Prestasi Emas Usai Rilis Single On The Ground