PIKIRAN RAKYAT - Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki peralihan musim dari hujan menuju kemarau.
Selama peralihan musim, kerap adanya potensi cuaca ekstrem yang menimbulkan adanya bencana banjir dan longsor seperti yang terjadi di Nusa Tenggara Timur beberapa waktu.
Terbaru, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta warga yang bermukim di lokasi rawan bencana melakukan sistem keamanan lingkungan (siskamling) saat intensitas curah hujan melebihi tiga jam.
"Kami ajak dan imbau semua pihak untuk bisa ikuti informasi dari BMKG," kata Doni seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari ANTARA.
Baca Juga: Sebut Ada Potensi Grant Trap, DPR: Hati-hati dengan Dana Bantuan Konservasi Perubahan Iklim
Baca Juga: Dunia Alami Ketimpangan, Indonesia Minta Negara D-8 Pastikan Disribusi Vaksin Covid-19 Secara Adil
"Beberapa pelajaran menarik dari peristiwa ini adalah ketika curah hujan lebih dari tiga jam dan berada di wilayah posisi tinggi di bawah tebing, aliran sungai, atau lembah yang relatif merupakan kawasan rendah maka sebaiknya dilakukan siskamling secara bergantian," ujar Doni.
Menurut Doni, siskamling akan membantu memberi informasi kepada warga agar tetap siaga bencana, khususnya di daerah yang disebutkannya tadi, harus terdapat evakuasi mandiri yang arahannya dapat diberikan dari kepala desa atau rukun tetangga dan lain-lain.
Dirinya mencontohkan Ketua RT Soleman di Desa Waisika, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor yang sempat membangunkan warga untuk melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi.
Sehingga, ketika sekitar pukul 05.00 WIT banjir bandang datang mereka selamat.